"Mereka menembaki setiap bayangan," terang Ye Htut.
Banyak penduduk kota telah melarikan diri, menurut akun di media sosial.
Baca Juga: Kembali Diterjang Gempa, Pemkab Malang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak dapat dihubungi pada Sabtu 10 April 2021.
AAPP, yang mencatat jumlah harian pengunjuk rasa yang terbunuh dan ditangkap oleh pasukan keamanan, sebelumnya mengatakan 618 orang telah tewas sejak kudeta.
Angka itu dibantah oleh militer, yang mengatakan melakukan kudeta karena adanya kecurangan pada pemilihan November 2020 lalu.
Saat itu, Pemilu dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi, namun Komisi Pemilihan setempat telah menolak pernyataan tersebut.
Juru bicara Junta Mayjen Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat di Ibukota, Naypyitaw, bahwa militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi.
Pihaknya juga mengungkapkab bahwa tidak ada senjata otomatis yang digunakan oleh pasukan keamanan.