Baca Juga: Lemparkan Bom Molotov hingga Sebabkan Ledakan di Layanan Medis, Sopir Ambulans Ditahan Polisi
Sore harinya di hari yang sama, Syabilla pulang dan keluarga itu makan malam. Setelah makan nasi, Sabrina mengeluh sakit perut dan muntah-muntah yang berlangsung dalam semalam.
Keesokan paginya, Sabrina jatuh pingsan setelah Salihin menggunakan jarinya untuk meredakan muntahannya.
Dia kemudian membawanya keluar dari toilet dan menyuruh Syabilla memanggil ambulans.
Saat paramedis tiba sekitar pukul 09.30, Sabrina sudah tidak bernapas dan denyut nadi tidak ada.
Mereka mencoba menyadarkannya tetapi tidak berhasil. Gadis itu kemudian dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong.
Salihin ditangkap keesokan harinya setelah petugas rumah sakit melaporkan kematian tersebut ke polisi.
Sementara itu, hasil otopsi menunjukkan bahwa Sabrina meninggal karena pendarahan internal akibat trauma benda tumpul di bagian perut.