Menurut mereka, tindakan itu tidak demokratis.
Lalu pada Senin, 1 Februari 2021, mahasiswa membagikan gambar yang menggabungkan simbol bendera pelangi LGBT dan tempat suci Ka'bah di Mekah.
Polisi menahan empat siswa saat itu dari total 159 mahasiswa setelah membubarkan kelompok yang berencana berjaga sepanjang malam di luar kantor rektor.
Enam puluh satu orang masih ditahan pada hari Selasa.
Polisi membubarkan massa dengan menggunakan proyektil semprotan merica dan menahan 104 orang.
Suleyman Soylu mengatakan sebelumnya bahwa tugasnya adalah melindungi keluarga dari ‘penyimpangan LGBT’.
Baca Juga: Dudukan Toilet Adolf Hitler Akan Dilelang Minggu Depan, Diperkirakan Laku Rp254 Juta
“Saya seorang mukmin, dan dalam keyakinan saya, ini menyimpang. Sebagai seorang Muslim, saya bertanggung jawab untuk mengatakan ini, untuk melindungi keluarga," katanya.
Sementara itu di Ankara, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya meneriakkan ‘berdampingan melawan fasisme’.
Sebuah video menunjukkan polisi menyeret pengunjuk rasa pergi, tangan diborgol di belakang punggung mereka.