PR CIREBON - Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga pada Selasa, 2 Februari 2021, mengatakan kepada komite pengarah majelis rendah parlemen bahwa pemerintah bermaksud untuk memperpanjang keadaan darurat Covid-19 di 10 prefektur, termasuk Tokyo, satu bulan hingga 7 Maret.
Yoshihide Suga menuturkan bahwa perpanjangan keadaan darurat Covid-19 tidak akan mencakup Prefektur Tochigi, di mana jumlah infeksi baru dinilai telah menurun.
"Meskipun jumlah infeksi baru di Jepang berada dalam tren menurun, tren ini perlu dilanjutkan dan mengurangi jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dan sakit parah," kata Yoshihide Suga.
Baca Juga: Turut Prihatin atas Kudeta Militer di Myanmar, Azis Syamsuddin Imbau Jalankan Prinsip Piagam ASEAN
"Kami akan menerapkan langkah-langkah secara menyeluruh untuk mencegah penyebaran infeksi, dengan memprioritaskan perlindungan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat," tambahnya.
Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Nikkei Asia, keputusan darurat Covid-19 saat ini, merupakan yang kedua dalam pertempuran Jepang melawan virus corona, dan mulai berlaku sejak 8 Januari.
Gubernur prefektur yang tersisa berdasarkan keputusan tersebut akan terus meminta restoran mempersingkat jam buka mereka.
Di majelis tinggi parlemen Jepang pada Selasa pagi, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan jumlah orang yang baru terinfeksi menurun, dan tindakan terkait pembatasan makan diluar telah efektif.