Dinyatakan Mati oleh Pengadilan, Wanita Prancis Habiskan 3 Tahun untuk Buktikan Masih Hidup

- 15 Januari 2021, 15:01 WIB
Ilustrasi meninggal dunia
Ilustrasi meninggal dunia /Soumen82hazra /Pixabay

PR CIREBON- Seorang wanita Prancis berusia 58 tahun telah berjuang untuk mendapatkan hidupnya kembali.

Hal itu dilakukan setelah ia dinyatakan meninggal oleh pengadilan, yang diakibatkan atas perselisihan berkepanjangan dengan mantan karyawannya.

Selama tiga tahun, wanita bernama Jeanne Pouchain telah mencoba untuk membuktikan bahwa dia masih hidup dan sehat, sejak pengadilan tenaga kerja menyatakan dia meninggal.

Baca Juga: Hadiri Penanaman Pohon di SDN Karyamulya, Wakil Wali Kota Cirebon Beri Apresiasi

Keputusan pengadilan tersebut diduga berdasarkan informasi yang diberikan oleh salah satu mantan karyawannya, yang berselisih dengan dia.

Putusan itu tidak hanya mengakhiri gugatan selama satu dekade antara Pouchain dan mantan karyawannya, namun itu juga menghancurkan hidupnya sebagai warga negara.

Namanya dihapus dari catatan resmi, dia kehilangan KTP, SIM, asuransi kesehatan, rekening bank, dan semua hal yang berhubungan dengan data pribadinya sebagai warga negara.

Baca Juga: Usai Whatsapp Keluarkan Kebijakan Kontroversial, Aplikasi Signal Tumbuh Pesat

"Saya pergi menemui seorang pengacara yang mengatakan kepada saya bahwa ini akan segera diselesaikan karena saya telah ke dokter yang menyatakan bahwa saya masih hidup.

"Tapi karena sudah ada keputusan hukum, ini tidak cukup,” kata Pouchain dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Oddity Central.

Penduduk Rive-de-Gier di wilayah Loire Prancis ini kehilangan eksistensi hukumnya dan hak-hak yang diakibatkannya, ketika pengadilan mengumumkan kematiannya, pada tahun 2017.

Baca Juga: Aktris Cantik Kim So Hyun Dikonfirmasi akan Meninggalkan Agensinya

Kini, dia bahkan takut untuk pergi keluar kecuali dia benar-benar harus, takut akan terjadi padanya jika dia berakhir dalam situasi di mana dia perlu membuktikan identitasnya.

Semua itu dikarenakan pengadilan mengakhiri hidupnya di atas kertas, bahkan tanpa memeriksa apakah dia benar-benar meninggal.

Jeanne dan pengacaranya menyalahkan salah satu mantan karyawan wanita tersebut atas mimpi buruk yang dialaminya selama tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Imbas Pemberontakan Capitol, Banyak Bisnis Memutuskan Hubungan dengan Trump Organization

Pada tahun 2000, perusahaan pembersih Pouchain harus melepaskan beberapa karyawannya saat kehilangan kontrak besar, dan salah satu dari mereka menggugat perusahaan. Tapi itu baru permulaan.

Pada tahun 2004, pengadilan memerintahkan perusahaan Pouchain untuk membayar ganti rugi kepada karyawan yang diberhentikan sebesar 14.000 Euro atau sekira Rp 238,8 juta.

Tetapi, karena telah diambil terhadap perusahaannya dan bukan Pouchain sendiri, keputusan tersebut tidak pernah diterapkan.

Baca Juga: Sebut Komjen Listyo Sigit Penuhi Kriteria Jadi Kapolri, Ferdinand: Beliau Punya Segudang Prestasi

Lima tahun kemudian, mantan karyawan itu mencoba mengejar Pouchain sendiri, tetapi kasusnya dibatalkan.

Pada 2016, itu diajukan lagi ke pengadilan banding, yang meyakini Jeanne meninggal, memerintahkan penerusnya (suami dan putranya) untuk membayar ganti rugi.

Tapi Pouchain mempertanyakan alasan mengapa pengadilan mengumumkan kematiannya, namun mantan karyawan dan pengacaranya mengklaim bahwa Pouchain sendirilah yang harus disalahkan, dengan menolak menjawab korespondensi dan secara umum berusaha menghindari litigasi.

Baca Juga: Unggah Kenangannya bersama Syekh Ali Jaber, Haikal Hassan: Sebelum Meninggal Beliau Telepon

Sayangnya, pengadilan hanya mempercayai keterangan dari mantan karyawannya tersebut, bahwa surat-suratnya kepada mantan bosnya tidak dijawab, dan bahwa dia telah meninggal, sangatlah dipercaya.

“Itu cerita yang gila. Saya tidak percaya itu. Saya tidak pernah berpikir bahwa hakim akan menyatakan seseorang mati tanpa sertifikat.

"Tapi penggugat mengklaim Nyonya Pouchain sudah mati, tanpa memberikan bukti apapun dan semua orang percaya padanya. Tidak ada yang diperiksa. ” kata pengacara Pouchain, Sylvain Cormier.

Baca Juga: Tanggapi Ramalan Mbak You Soal Jokowi, Husin Shihab: Model Orang yang Benci Pemerintahan

Hal yang lebih gila lagi adalah kesulitan untuk membalikkan keputusan pengadilan. Meskipun Jeanne Pouchain telah berdiri di depan beberapa hakim selama tiga tahun terakhir, status hukumnya berada dalam ketidakpastian.

Dia tidak lagi "meninggal", tapi dia juga tidak hidup. Dia ada di antara keduanya.

Baik Jeanne maupun pengacaranya tidak tahu berapa lama perjuangan mereka untuk "menyadarkan" dia secara hukum akan berlangsung, apakah dia akan kembali ke kehidupan normalnya, tetapi yang bisa mereka lakukan saat ini adalah terus berjuang.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah