Polisi juga menduga pembunuh memiliki tubuh yang kurus, dengan pinggan yang berukuran 70-75 sentimeter.
Para penyelidik juga mencurigai bahwa si pelaku masih seorang siswa yang berusia sekitar 15 hingga 29 tahun, karena ditemukan pewarna pena stabilo ditemukan terpasang di dalam kantong.
Baca Juga: Pembubaran FPI tanpa Proses Pengadilan, Komnas HAM Angkat Bicara Sebut Tidak Dapat Dibenarkan
Kecurigaan juga mengarahkan penyelidik dengan kemungkinan pelaku bukan orang Jepang.
Sidik sepatu yang ditinggalkan di lokasi kejahatan dipastikan berasal dari sepatu kets yang dibuat di Korea Selatan. Pada saat yang sama ditemukan juga bahwa ukuran sepatu tidak tersedia di Jepang.
Menurut sumber investigasi, tes DNA menunjukkan bahwa ibu pembunuh mungkin berasal dari Eropa.
Meski begitu, temuan itu tidak menutup kemungkinan tersangka adalah orang Jepang.
Diyakini bahwa pembunuh melilitkan saputangan di sekitar pegangan pisau dapur saat menyerang keluarga.
Polisi mengetahui bahwa ini mirip dengan cara membungkus gagang pisau dengan kain, terutama selama ritual keagamaan, di bagian utara Filipina.
Baca Juga: Menuju Tahun 2021, Mardani Ali Sera Beri Catatan Penting yang Harus Presiden Jokowi Perhatikan