Sudah 20 Tahun Berlalu, Pembunuhan Brutal Sekeluarga di Jepang Masih Bebas

- 31 Desember 2020, 11:15 WIB
Ilustrasi kejahatan pembunuhan*/
Ilustrasi kejahatan pembunuhan*/ /Pixabay.com/

Sidik jari yang terpapar dengan jelas dan darah yang ada di lokasi kejadian diyakini milik si pembunuh diambil sebagai bukti dari lokasi.

Penemuan bukti menjadi pemicu yang memantik harapan di antara petugas di Stasiun Seijo MPD, yang menjadi markas penyelidikan untuk kasus pembunuhan.

Mereka yakin bukti tersebut akan mengantarkan mereka untuk menemukan pembunuhnya dengan mudah.

Ketika itu, seorang perwira senior mengatakan kalau kasus itu merupakan kejadian kriminal yang bisa mereka tangkap.

Para penyelidik fokus untuk mengidentifikasi si pelaku berdasarkan sidik jari yang ditemukan, tetapi upaya mereka tidak membuahkan hasil.

Baca Juga: FPI Resmi Dibubarkan Pemerintah, Polri pastikan akan Ambil Langkah Sesuai Ketentuan Berlaku

Ada yang mengkritik hal itu dikarenakan pemeriksaan awal yang kurang memadai, ada juga yang mengatakan petugas telah gagal menggali informasi dari berbagai sumber, termasuk warga di lingkungan keluarga tersebut.

"Para penyelidik terlalu fokus pada sidik jari dan gagal melakukan cukup banyak metode lain," kata perwira senior lainnya.

Pembunuh meninggalkan banyak barang di tempat kejadian, termasuk kaus, syal, dan sapu tangan, serta alat yang dipakai untuk membunuh yaitu pisau dapur.

Pelaku diperkirakan memiliki tinggi sekitar 170 sentimeter, mempertimbangkan panjang sabuk yang tertinggal di lokasi.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah