18 Orang Tewas, Rudal Rusia Hantam Pusat Perbelanjan Ukraina

28 Juni 2022, 18:07 WIB
Lebih dari 60 orang terluka dalam serangan yang disebut sebagai 'serangan teroris' /Metro.co.uk/AP/

 

SABACIREBON - Perang Rusia lawan Ukraina semakin tidak terkendali, terutama apa yang menjadi target serangan.

Kemarin sebuah pusat perbelanjaan Ukraina hancur dihantam rudal Rusia. Setidaknya 18 orang tewas dan kehancuran terungkap jelas melalui foto udara.

Tim penyelamat terus mencari melalui sisa-sisa puing dari pusat perbelanjaan di Kremenchuk, di Ukraina tengah setelah serangan pada hari Senin.

Baca Juga: Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi Dalam Pembelian Minyak Goreng Bakal Menimbulkan Kegaduhan

Lebih dari 60 orang terluka dalam serangan yang oleh presiden Ukraina disebut sebagai salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, dari lebih dari 1.000 pengunjung dan pekerja di dalam mal berhasil melarikan diri.

Atas permintaan Ukraina, Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat di New York pada Selasa untuk membahas serangan itu.

Komentar pertama pemerintah Rusia tentang serangan rudal itu disampaikan wakil tetap pertama negara itu untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyansky.

Baca Juga: Polri Tingkatkan Status Kasus Roy Suryo ke Tahap Penyidikan, Ternyata Ini Alasannya...

Ia menuduh beberapa inkonsistensi yang tidak dia sebutkan, namun mengklaim di Twitter bahwa insiden itu adalah provokasi oleh Ukraina.

Rusia telah berulang kali membantah menargetkan infrastruktur sipil, meskipun serangan Rusia telah menghantam pusat perbelanjaan, teater, rumah sakit, sekolah, dan gedung apartemen lainnya selama perang empat bulan.

Zelenskyy mengatakan, mal itu tidak memberikan ancaman bagi tentara Rusia dan tidak memiliki nilai strategis.

Dia menuduh Rusia menyabotase upaya orang-orang untuk menjalani kehidupan normal, yang membuat para penjajah sangat marah.

Baca Juga: Harapan Jaksa Agung Penyalahguna Narkotika tidak Dipenjara. Ini Alasannya

Dalam pidato malamnya, dia mengatakan tampaknya pasukan Rusia sengaja menargetkan pusat perbelanjaan.

"Serangan Rusia hari ini di sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa," katanya sebelum menambahkan bahwa Rusia "telah menjadi organisasi teroris terbesar di dunia".

Rusia semakin sering menggunakan pembom jarak jauh dalam perang.

Para pejabat Ukraina mengatakan, pesawat-pesawat pengebom jarak jauh Tu-22M3 Rusia yang terbang di atas wilayah Kursk barat Rusia menembakkan rudal-rudal itu, salah satunya menghantam pusat perbelanjaan dan satu lagi menghantam arena olahraga di Kremenchuk.

Baca Juga: Selesai di Pertemuan G7 Presiden Jokowi Melanjutkan Perjalanan ke Ukraina dan Rusia

Serangan Senin menggemakan serangan Rusia sebelumnya yang menyebabkan sejumlah besar korban sipil.

Pada bulan Maret sebuah teater di Mariupol yang digunakan sebagai tempat perlindungan sipil dihantam, menewaskan sekitar 600 orang.

Sementara pada bulan April sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk timur menjadi sasaran serangan yang menewaskan sedikitnya 59 orang.

“Rusia terus mengeluarkan impotensinya pada warga sipil biasa. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan di pihaknya,” kata Zelenskyy.

Baca Juga: Apriyani Siti Fadia Makin Kompak, Melaju ke 16 Besar Malaysia Open 2022

PBB menyebut perselisihan itu 'menyedihkan' yang menekankan infrastruktur sipil tidak boleh menjadi sasaran.

Pemimpin Kelompok Tujuh juga mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan Senin malam yang mengatakan 'serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban'.

Serangan itu bertepatan dengan serangan Rusia terhadap benteng terakhir Ukraina di provinsi Luhansk, Ukraina timur.

Sedikitnya delapan orang tewas dan lebih dari 20 luka-luka di Lysychansk ketika roket Rusia menghantam daerah di mana kerumunan berkumpul untuk mengambil air dari sebuah tangki, kata gubernur Luhansk Serhiy Haidai.

Rentetan itu adalah bagian dari serangan intensif pasukan Rusia yang bertujuan untuk merebut wilayah Donbas timur dari Ukraina.

Selama akhir pekan, militer Rusia dan sekutu separatis lokalnya memaksa pasukan pemerintah Ukraina keluar dari kota tetangga Lysychansk, Sievierodonetsk.

Hubungi tim berita kami dengan mengirim email kepada kami di webnews@metro.co.uk.

Namun jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat saat tim penyelamat mengais puing-puing yang membara di lokasi tersebut.

Gumpalan asap hitam, debu, dan api jingga raksasa mengepul dari reruntuhan saat kru darurat menyisir logam dan beton yang pecah untuk mencari korban.

Drone berputar di atas, awan asap hitam masih keluar dari reruntuhan beberapa jam setelah api dipadamkan.

“Kami sedang berupaya membongkar konstruksinya sehingga memungkinkan untuk memasukkan mesin ke sana karena elemen logamnya sangat berat dan besar, dan tidak mungkin membongkarnya dengan tangan,” kata Volodymyr Hychkan, seorang pejabat layanan darurat.****


e

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Metro.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler