Jokowi Ingatkan Dampak Perang Ukraina Rusia Akan ada Ratusan Juta Rakyat Negara Berkembang Terancam Kelaparan

- 28 Juni 2022, 15:19 WIB
Berbagai negara dunia punya tanggung jawab untuk mengatasi krisis pangan dunia./pikiran-rakyat.com
Berbagai negara dunia punya tanggung jawab untuk mengatasi krisis pangan dunia./pikiran-rakyat.com /

 

SABACIREBON-Dampak kemanusian terus terjadi akibat Perang Ukraina-Ruisa. Berbagai negara dengan jutaan penduduknya mulai merasakan akibatnya.

Kelangkaan pangan dan bahan pokok lainnya terus menjadi langka, akibat suplai yang tersendat, hingga kekurangan gizi, kematian bahkan tersendatnya pertumbuhan hewan/ternak. 

Untuk itu Presiden Jokowi mengingatkan seluruh negara-negara dunia akan tanggung jawab besar dalam mengatasi krisis pangan ini mulai dari sekarang.

Baca Juga: Apriyani Siti Fadia Makin Kompak, Melaju ke 16 Besar Malaysia Open 2022

Berbicara di depan Kepala-kepala negara yang menghadiri KTT G7 di Elmau, Jerman, Presiden Jerman  mengingatkan akan ratusan juta rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan akibat krisis pangan yang timbul sebagai dampak perang.

"Presiden antara lain menyampaikan bahwa rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diberikan secara virtual melalui akun YouTube dan disaksikan dari Jakarta, Selasa, seperti yang dialporkan Antara.

Menlu Retno Marsudi mengatakan Presiden Jokowi dalam pernyataannya mencatat ada 323 juta orang pada 2022 menghadapi kerawanan pangan akut, berdasarkan data dari UN World Food Programme.

Baca Juga: Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Peringkat Satu Dunia Akane Yamaguchi di Malaysia Open 2022

Padahal pangan merupakan permasalahan hak asasi manusia yang paling mendasar, kata Presiden Jokowi. Perempuan dan keluarga miskin menjadi pihak yang paling terkena dampaknya akibat kekurangan pangan.

Oleh karena itu, Presiden meminta negara-negara G7 dan G20 dapat berupaya bersama dalam mengatasi krisis pangan.

"Di akhir sambutannya di sesi kedua, Presiden menegaskan bahwa (negara) G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini mulai sekarang," kata Menlu Retno.

Baca Juga: Daftar Outlet Holywings yang Izinnya Dicabut Gubernur Anies Baswedan, Ternyata Holywings Juga Melanggar Ini...

Selain menghadiri KTT G7 sebagai partner countries, Presiden Jokowi juga melakukan sekitar sembilan pertemuan bilateral dengan pimpinan negara diantaranya India, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Jepang, Uni Eropa, serta pejabat IMF.

Isu terkait rantai pasok pangan dunia pun tidak luput dibahas oleh Presiden Jokowi di hampir semua pertemuan bilateral itu.

Menurut Kepala Negara, dunia tidak memiliki waktu yang panjang untuk menyelesaikan gangguan rantai pasok pangan yang disebabkan dari kelangkaan dan kenaikan harga komoditas pangan serta pupuk.

Baca Juga: Harapan Jaksa Agung Penyalahguna Narkotika tidak Dipenjara. Ini Alasannya

Dalam sejumlah pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi sangat jelas membawa suara negara-negara berkembang, sebagai yang paling terdampak krisis pangan dari perang di Ukraina.

"Jika dunia tidak bersatu untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka yang paling merasakan dampaknya adalah ratusan juta atau bahkan miliaran penduduk negara berkembang," kata Presiden Jokowi seperti dikutip Menlu Retno Marsudi.

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x