Hasil Autopsi Terungkap, George Floyd Positif Covid-19 Sejak April

4 Juni 2020, 15:55 WIB
Poster mengenang sosok George Floyd yang beredar di media sosial. /Twitter @BlackLivesUU

PR CIREBON - Amerika Serikat (AS) saat ini sedang diramaikan dengan aksi protes nasional karena kematian seorang pria berkulit hitam George Floyd di tangan seorang polisi berkulit putih di Minneapolis.

Kematian Floyd dianggap sebagai bentuk rasisme dan mengundang amarah publik. Tak hanya di Amerika Serikat, sluruh penjuru dunia pun ikut menyayangkan aksi rasisme yang masih terjadi di masa ini.

Pada Kamis, 4 Juni 2020, laporan hasil autopsi George Floyd akhirnya dirilis oleh Hannepin County Medical Examiner. Laporan tersebut menyatakan bahwa Floyd dinyatakan terinfeksi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 sejak April.

Baca Juga: Walau Tidak Menular, Dokter Spesialis Gizi Sarankan 3 Cara Pemeriksaan Penyakit Berikut

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari NBCNews, kepala pemeriksa medis Hannepin, Andrew M Baker mengatakan, Floyd pertama kali dites positif virus corona pada 3 April, dua bulan sebelum kematiannya di minggu lalu.

Tak hanya itu, departemen Kesehatan Minnesota mengatakan kemungkinan besar itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya. Tidak ada bukti bahwa virus corona dalam tubuh Floyd berperan besar atas meninggalnya minggu lalu.

Pemeriksa medis juga mengatakan ada kondisi 'signifikan' lain yang mendasari kematian Floyd. Termasuk penyakit jantung, hipertensi, keracunan fentanyl, dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Luas Pemberitahuan BNI Hubungi Nasabah untuk Pendaftaran Layanan SMS Notifikasi

Laporan autopsi itu juga mencatat bahwa paru-paru Floyd tampak sehat tetapi terdapat penyempitan pembuluh darah di jantung.

Pemeriksa medis telah merilis ringkasan laporan pada Senin, yang memutuskan cara kematian Floyd sebagai pembunuhan. Penyebab kematiannya disebutkan sebagai 'henti jantung-paru yang menyulitkan penegakan hukum, pembatasan, dan kompresi leher'.

Namun, Kesimpulan-kesimpulan itu berbeda dengan autopsi independen yang dilakukan oleh patolog untuk keluarga Floyd.

Baca Juga: Tersinggung dan Tak Akan Lagi Bantu Promosikan, Snap Inc Hapus Akun Snapchat Donald Trump

Autopsi independen menyimpulkan bahwa Floyd tidak memiliki masalah medis mendasar yang berkontribusi pada kematiannya.

Ahli patologi juga mengatakan dia meninggal setelah aliran darah dan udara terputus ke otaknya, menyebabkan dia mati karena asfiksia mekanik.

Semetanra itu Michael Baden, seorang mantan pemeriksa medis Kota New York yang berada di antara dua dokter yang melakukan autopsi pribadi untuk keluarga Floyd minggu lalu mengatakan, para pejabat daerah tidak memberitahunya kalau Floyd telah dinyatakan positif terjangkit virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Minim Langkah Perlindungan ketika Bertugas, 127 Jurnalis Dunia Meninggal karena Covid-19

Baden mengungkapkan bahwa tidak ada yang diberitahu tentang hal tersebut, termasuk direktur pemakaman. Saat ini banyak orang yang berusaha untuk di tes Covid-19 setelah berhubungan langsung dengan jenazah Floyd.***     

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: NBCNews

Tags

Terkini

Terpopuler