Donald Trump Klaim Obat untuk Malaria Bisa Sembuhkan Covid-19, Ilmuwan Sebut Belum Efektif

7 April 2020, 10:00 WIB
ILUSTRASI obat Ivermectin //pexels

PIKIRAN RAKYAT- Presiden Donald Trump merekomendasikan sebuah obat yang diklaim berpotensi tinggi melawan Covid-19 dalam hitungan minggu, meskipun sebenarnya belum ada penelitian resmi tentang fungsi obat tersebut.

Obat yang berusia puluhan tahun itu, hydroxychloroquine, semula hanya berfungsi untuk mengobati penyakit malaria dan autoimun, sehingga fungsi untuk melawan virus belum dilakukan penelitian lebih lanjut.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, sejumlah sistem perawatan kesehatan besar di New York, Louisiana, Massachusetts, Ohio, Washington, dan California telah secara ruitn menggunakan hydroxychloroquine pada pasien Covid-19.

Baca Juga: 8 Seleb Internasional Punya Darah Indonesia, Salah Satunya Penggarap Film Despicable Me

Lebih lanjut, penggunaan hydroxychloroquine telah melonjak karena Amerika Serikat dengan cepat menjadi pusat pandemi.

Hingga lebih dari 355.000 orang di Amerika Serikat dinyatakan positif virus corona dan lebih dari 10.000 telah meninggal.

Bahkan, pemerintah federal memperkirakan bahwa sebanyak 240.000 orang di negara itu dapat meninggal karena penyakit sebelum wabah menginfeksinya.

Baca Juga: Layaknya Ancaman Baru Bagi Dunia, Tiongkok Laporkan 705 Positif Covid-19 Tanpa Gejala

Menghadapi angka-angka tersebut, garda terdepan baik dokter maupun perawat mengatakan bahwa mulai menggukan obta hydroxychloroquine dan chloroquine pada pasien dengan kondis kesehatan memburuk.

Beberapa dokter dan perawat mengatakan mereka telah mendapatkan tekanan dari pasien untuk menggunakan terapi yang banyak dipuji oleh Trump dan pejabat Amerika Serikat lainnya.

Sementara itu, efek samping potensial dari hydroxychloroquine adalah kehilangan penglihatan dan masalah jantung.

Namun, para dokter dan perawat merasa nyaman dengan meresepkan obat tersebut karena risikonya relatif rendah dan terapi murah serta mudah didapatkan.

Baca Juga: Cegah Virus Corona Semakin Meluas, Polres Cirebon Kota Gelar Operasi Keselamatan Lodaya

Berdasarkan penelitian dr. Manggala Narasimhan, pasien yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat umumnya jauh lebih parah keadaanya daripada kasus sakit ringan sebelum mereka menerima terapi.

Faktor-faktor itu yang membuat para dokter sulit menentukan apakah obat itu benar-benar efektif dan membahwa perubahan atau justru sebaliknya.

“Saya telah melihat ratusan pasien dengan Covid-19 parah dan sebagian besar orang ini menggunakan hydroxychloroquine,” jelas dr. Manggala Narasimhan.

Baca Juga: Sumbangkan Gaji hingga Akhir Masa Jabatan, Gubernur Gorontalo: Gaji Saya untuk Anak Yatim

Sebagai Direktur Regional Perawatan Krisis di Northwell Health, Amerika Serikat dr. Mangala mengatakan, dalam semua email bahwa meskipun terlalu cepat mengambil kesimpulan.

Namun, penggunaan hydroxychloroquine sepertinya kurang efektif, sehingga tidak ada perubahan yang berarti saat pasien diberikan obat tersebut.

Pendapat lain datang dari dr. Daniel McQuillen seorang spesialis penyakit menular di Lahey Hospital & Medical Center di Burlington, Massachusetts mengatakan, ia telah meresepkan kursus hidroksi klorokuin untuk sekitar 30 pasien COVID-19 sejauh ini.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, 07 April 2020: Weru dan Lemahwungkuk Waspada Hujan Sedang

Dan hasilnya sejauh ini obat tersebut telah menunjukkan 'sedikit aktivitas antivirus'. Tetapi ia belum melihat 'peningkatan yang nyata bagi pasien'.

“Secara anekdot, efeknya mungkin terbatas pada pasien dengan penyakit ringan, sedangkan terapi tidak memiliki efek dalam membatasi atau memperlambat perkembangan pasien Covid-19 yang telah berada pada posisi parah hingga level ICU ketika mereka dirawat," ujar McQuillen.

Sementara itu, Trump sangat yakin bahwa obat-obat malaria ini akan menunjukan manfaat yang signifikan bagi penyembuhan virus corona, bahkan secara pribadi dirinya meminta pejabat untuk menyediakannya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, 07 April 2020: Weru dan Lemahwungkuk Waspada Hujan Sedang

Sebelumnya,Trump juga telah mengumumkan melalui media sosial Twitter pada bulan lalu, bahwa hydroxychloroquine, ketika dikombinasikan dengan azithromycin, memiliki potensi untuk menjadi salah satu penyembuh terbesar dalam sejarah kedokteran.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler