IMF Lakukan Pemangkasan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia, China Naik 8,0 Persen Tahun Ini

20 Oktober 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Dana Moneter Internasional atau IMF pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia, China justru mengalami kenaikan. /Pixabay/mohamed_hassan/

PR CIREBON - Dana Moneter Internasional (IMF) diketahui telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini.

IMF melakukan pemangkasan yakni pada Asia dangan memperingatkan bahwa gelombang baru dari infeksi Covid -19, gangguan rantai pasokan, dan inflasi yang menimbulakan risiko pada prospek.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters, ekonomi China akan bertumbuh sebesar 8,0 persen pada tahun ini, dan 5,6 persen pada tahun 2022 nanti.

Baca Juga: 10 Makanan untuk Menambah Berat Badan Secara Alami dan Sehat, dari Keju hingga Susu

Akan tetapi pemulihan tersebut tentunya tidak seimbang karena wabah virus Covid-19 yang masih berlangsung serta pengetatan fiskal yang memebebani konsumsi.

Namun, dalam prospek regional, IMF telah memangkas pada perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini untuk Asia menjadi 6,5 persen.

Oleh karena itu, telah terjadi penurunan 1,1 poin persentase dari proyeksi yang di buat pada bulan April.

Baca Juga: 3 Zodiak Paling Romantis Menurut Astrologi, Salah Satunya Scorpio

Pasalnya, lonjakan kasus varian Delta telah memukul konsumsi serta output pabrik.

IMF akan menaikkan pertumbuhan ekonomi Asia pada tahun 2022, sebesar 5,7 persen dari 5,3 persen pada bulan April.

Hal tersebut dilakukan IMF yang tengah mencerminkan kemajuan dalam vaksinasi.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Dokter Nasional 2021, Pasang Secara Gratis di Media Sosial Anda!

"Meskipun Asia dan Pasifik tetap menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, perbedaan antara ekonomi maju Asia dan pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang semakin dalam," kata laporan tersebut.

Sehingga, risiko dimiringkan ke bawah yang terjadi pada ketidakpastian pandemi, gangguan rantai pasokan dan potensi limpahan dari normalisasi paada kebijakan Amerika Serikat (AS).

Tetapi, ekonomi China bisa dikatakan paling lambat laju pertumbuhannya dalam satu tahun pada kuartal ketiga.

Baca Juga: Sejarah dan 15 Link Twibbon Memperingati Hari Santri Nasional 2021, Unggah di Media Sosial

Kendati demikian, China menyoroti sebuah tantangan yang telah dihadapi oleh pembuat kebijakan, yang pada saat itu tengah menopang pemulihan yang sedang goyah.

Sementara itu, India telah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 9,5 persen pada tahun ini.

Selain itu, terjadi kemajuan pada pertumbuhan ekonomi seperti Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, hingga Taiwan mendapatkan manfaat dari ledakan teknologi tinggi dan komoditas.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler