PR CIREBON – Pihak Gedung Putih Amerika Serikat (AS) dikabarkan belum membuat keputusan akhir tentang apakah AS akan ambil bagian dalam Olimpiade Musim Dingin 2022 di Tiongkok.
Hal itu diungkapkan juru bicara Presiden AS Joe Biden, bahkan ketika beberapa Partai Republik menyerukan boikot.
Partai Republik yang menyerukan boikot atau Olimpiade dipindahkan dari Beijing itu mengutip penunjukan AS yang dibuat di bawah mantan Presiden Donald Trump.
Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok melakukan genosida terhadap Muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
"Belum ada keputusan akhir yang dibuat tentang itu dan, tentu saja, kami akan mencari panduan dari Komite Olimpiade AS," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Psaki sebelumnya mengisyaratkan bahwa AS tidak berencana memboikot Olimpiade Beijing.
"Saat ini kami tidak berbicara tentang mengubah rencana kami yang berkaitan dengan Olimpiade Beijing," katanya saat itu.
Komite Olimpiade & Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC) mengatakan tidak mengomentari pernyataan terbaru Psaki.
Namun mereka merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan pada sebelumnya yang menentang boikot.
"Kami percaya tindakan yang lebih efektif adalah bagi pemerintah dunia dan Tiongkok untuk terlibat langsung dalam masalah hak asasi manusia dan geopolitik," kata USOPC saat itu.
Kelompok hak asasi manusia telah mendesak Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk memindahkan Olimpiade dari Tiongkok.
Mereka menyebut hal itu disebabkan perlakuan Tiongkok terhadap Muslim Uighur bersama dengan masalah hak asasi manusia lainnya. Namun, Tiongkok membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia.
Boikot Olimpiade oleh AS terakhir terjadi pada 1980 ketika Presiden Jimmy Carter menolak mengirim atlet Amerika ke Olimpiade Moskow di tengah ketegangan Perang Dingin seputar invasi Soviet ke Afghanistan.
Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, yang dipandang sebagai calon presiden dari Partai Republik 2024, menjadi politisi terbaru di partainya yang menyerukan boikot.
Ia mengatakan bahwa AS seharusnya tidak mengagungkan negara yang melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri dan mengancam dunia.***