Israel Kirimkan Vaksin Covid-19 pada Beberapa Negara, Otoritas Palestina: Pemerasan Politik Tidak Bermoral

26 Februari 2021, 15:31 WIB
ILUSTRASI// Otoritas Palestina mengecam Israel yang berjanji akan mengirimkan vaksin Covid-19, menyebutnya pemerasan politik.* /Pixabay.com/ Hakan German

PR CIREBON – Otoritas Palestina (PA) mengecam janji Israel untuk mengirim vaksin virus corona ke negara-negara jauh.

Menurut PA, Israel mengabaikan populasi Palestina yang berjumlah lima juta orang, yang tinggal beberapa kilometer di bawah pendudukan militernya sebagai tindakan tidak bermoral.

Honduras sebelumnya menerima pengiriman pertama vaksin Covid-19 dari Israel, setelah media Israel melaporkan niat pemerintah untuk mengirim vaksin ke negara itu, selain Guatemala, Hongaria, dan Republik Ceko.

Baca Juga: Sri Langka Cabut Kebijakan Kontroversial Terkait Pelarangan Penguburan Korban Covid-19

Penyiaran Publik Israel melaporkan bahwa 100.000 vaksin Moderna akan dikirim ke 15 sekutu, serta beberapa negara di Afrika yang memiliki hubungan yang kuat atau berkembang dengan Israel.

Guatemala mengikuti keputusan kontroversial Amerika Serikat untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem tahun lalu, sementara Honduras berjanji untuk melakukan hal yang sama.

Hongaria telah mendirikan kantor misi perdagangan di Yerusalem, dan Republik Ceko telah berjanji untuk membuka kantor diplomatik di sana.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta 26 Februari 2021: Akankah Rendy Dipenjara Karena Menyerang Nino?

Menteri Luar Negeri PA, Riyad al-Malki, mengatakan keputusan Israel untuk memberikan vaksin kepada negara-negara dengan imbalan konsesi politik adalah bentuk pemerasan politik dan tindakan tidak bermoral.

Dalam wawancara dengan radio Voice of Palestine, al-Maliki mengatakan keputusan tersebut menegaskan tidak adanya moral dari Israel.

“Kami akan melakukan kampanye internasional untuk menghadapi eksploitasi kebutuhan kemanusiaan negara-negara ini,” katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Intip Anggunnya Selvi Ananda, Istri Gibran Rakabuming saat Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PPK Surakarta

Kasus virus Corona di Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza telah mencapai lebih dari 203.000.

Setidaknya 2.261 orang telah meninggal akibat virus tersebut, dan Menteri Kesehatan PA Mai al-Kaila mengatakan jumlah kasus virus Corona telah meningkat tajam.

"Jumlah tes positif melebihi 20 persen di Tepi Barat, dan 9 persen di Jalur Gaza," katanya kepada sebuah stasiun radio lokal.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Sebut Wanita Hamil 70 Persen Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19

Tingkat hunian di rumah sakit di Tepi Barat adalah yang tertinggi sejak dimulainya pandemi, al-Kaila menambahkan, pada 80 persen.

Yara Asi, seorang sarjana pasca-doktoral di Universitas Florida Tengah yang mempelajari kesehatan dan pembangunan di negara bagian yang terpengaruh konflik, menyebut soft power vaksin Israel.

"Menggunakan janji pengobatan yang menyelamatkan jiwa pada negara-negara dengan sumber daya rendah agar berpotensi memindahkan kedutaan atau membuat keputusan politik kompleks lainnya adalah sinisme politik," katanya.

Baca Juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Andi Arief Sindir Moeldoko: Kenapa Merasa Ditekan?

“Transaksi ini juga memungkinkan Israel untuk memberikan beberapa vaksin kepada Palestina di bawah naungan amal yang sama.

“Juga memperlakukan Palestina seolah-olah itu hanya negara miskin lain yang membutuhkan bantuan, dan bukan wilayah di mana Israel memiliki kendali ekonomi dan politik yang hampir sepenuhnya," sambungnya.

Pejabat PBB dan kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel adalah kekuatan pendudukan yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat Palestina.

Baca Juga: 10 Manfaat Konsumsi Yoghurt Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mampu Hilangkan Lemak Perut

Namun, Israel mengatakan bahwa di bawah perjanjian perdamaian sementara dari tahun 1990-an, tidak ada kewajiban seperti itu bagi negaranya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler