Peneliti Turki Sebut Vaksin Covid-19 Sinovac dari Tiongkok Miliki Tingkat Keefektifan 91,25 Persen

25 Desember 2020, 16:17 WIB
Ilustrasi vaksin. /Pixabay/qimono.

PR CIREBON – Berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir di Turki, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech Tiongkok dikabarkan telah memiliki tingkat keefektifan hingga 91,25 persen.

Hasil tersebut dikabarkan berpotensi menjadi jauh lebih baik daripada laporan uji coba vaksin Covid-19 di Brazil.

Pada Kamis, 24 Desember 2020, salah seorang peneliti Turki memaparkan bahwa vaksin Covid-19 tersebut tidak memiliki efek samping utama yang terlihat sepanjang percobaan mereka, selain dari satu orang yang memiliki reaksi alergi.

Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Sudah Sampai ke Malaysia, Hasil Identifikasi Tunjukkan Serupa dengan di Inggirs

“Efek samping yang umum disebabkan oleh vaksin tersebut adalah demam, nyeri ringan dan sedikit kelelahan,” kata Peneliti Turki yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Sementara itu, para peneliti di Brazil yang juga menjalankan uji coba vaksin Fase 3 terakhir, mengatakan pada hari Rabu 23 Desember 2020 bahwa suntikan itu lebih dari 50 persen efektif.

Tetapi menahan hasil penuh atas permintaan perusahaan, karena tidak menjawab atau memaparkan secara gamblang dan detail.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Ditemukan, Pakar di Singapura Sebut Vaksinasi Jadi Jalan untuk Lindungi Warga

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang transparansi.

Para peneliti menyebutkan, pada uji coba yang dilakukan di Turki dimulai sejak 14 September dan telah melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan.

Mereka menambahkan, hasil yang diumumkan pada Kamis didasarkan pada data dari 1.322 orang.

Baca Juga: 4 Remaja Tewas Tertabrak Pengemudi Ugal-ugalan, Ratusan Orang Beri Penghormatan

Sinovac merupakan produsen pembuat vaksin Tiongkok pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir

Hasil ini mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.

Para peneliti Turki, memberikan keterangan bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, menjelaskan bahwa 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi plasebo, menambahkan uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.

Baca Juga: Penelitian Varian Corona di Inggris Belum Usai, Varian lain Corona kini Ditemukan di Afrika Selatan

"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki," terang Koca menambahkan bahwa Ankara akan menggunakan data untuk melisensikan vaksin tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa para peneliti pada awalnya berencana untuk mengumumkan hasil setelah 40 orang terinfeksi.

Tetapi, temuan tersebut menunjukkan bahwa para sukarelawan memiliki efek samping yang minimal setelah menerima suntikan dan karena itu dianggap aman.

Baca Juga: Dubai Mulai Vaksinasi Covid-19 dengan Vaksin Pfzier-BioNTech, Sebut Kemanjurannya 86 Persen

"Meski berisiko, kami melihat gambar yang sangat jelas di mana tes PCR Covid-19 memperlihatkan tiga orang positif, tanpa demam atau masalah pernapasan. Kami dapat dengan mudah mengatakan bahwa meskipun berisiko, ketiga orang itu mengalaminya dengan sangat ringan," ujar Koca.

Pengiriman Vaksin Tiba Pada Hari Senin

Otoritas Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman selambat-lambatnya 11 Desember 2020, tetapi untuk saat ini pengirimannya masih tertunda.

Baca Juga: WHO Akan Selidiki Asal-usul Covid-19 ke Wuhan 2021, Tegaskan Bukan untuk Mencari Pihak yang Bersalah

Koca mengatakan tiga juta dosis akan tiba pada Senin, yang kemudian dengan vaksin tersebut, Otoritas Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan petugas kesehatan.

Vaksin Covid-19 telah diberikan kepada puluhan ribu orang di bawah program penggunaan darurat Tiongkok yang diluncurkan pada Juli dengan menargetkan kelompok tertentu dengan risiko infeksi tinggi.

Vaksin ini didasarkan pada teknologi vaksin tradisional yang menggunakan virus korona yang tidak aktif yang tidak dapat bereplikasi di dalam sel manusia untuk memicu respons kekebalan tubuh.

Baca Juga: Israel Sebut Tengah Bidik Negara Mayoritas Muslim Kelima untuk Normalisasi, Negara Mana?

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA messenger sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Perawatan Pfizer adalah suntikan vaksin Covid-19 pertama yang sepenuhnya teruji yang akan diberikan, dengan peluncuran sudah berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.

Koca juga mengatakan Turki akan menandatangani kesepakatan dengan Pfizer-BioNTech untuk 4,5 juta dosis vaksin yang akan dikirim pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.

Baca Juga: Penerbangan Pertama Israel-Maroko Mendarat di Rabat, PLO dan Hamas Mengutuk Kesepakatan

Menurut data Kementerian Kesehatan pada Kamis 24 Desember 2020, jumlah kematian Turki akibat virus corona naik 254 kematian menjadi 19.115 kematian.

Sementara jumlah total kasus terinfeksi Covid-19 naik sebesar 18.102 kasus.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler