Kim Jong Un Khawatir Pandemi Covid-19, Eksekusi 2 Orang dan Minta Perusahan Farmasi Korsel Diretas

28 November 2020, 08:20 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /KCNA via Twitter

PR CIREBON – Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un segera eksekusi dua orang, menutup ibu kota negara, dan melarang penangkapan ikan di laut dalam upaya panik untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Hal itu diungkapkan oleh badan mata-mata Korea Selatan kepada anggota parlemen negeri ginseng tersebut pada Jumat, 27 November 2020 waktu setempat.

“Kim Jong Un telah menyerang dengan kemarahan yang berlebihan dan mengambil tindakan irasional dalam beberapa pekan terakhir sebagai akibat dari pandemi,” kata salah satu pejabat, Ha Tae-keung, yang diberi pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional (NIS), dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

Baca Juga: Gerindra Tetap Berikan Bantuan Hukum ke Edhy Prabowo, Muzani: Mohon Hormati Praduga Tak Bersalah

Kim diduga membunuh seorang penukar uang terkenal di Pyongyang bulan lalu dan seorang pejabat penting dieksekusi karena melanggar peraturan tentang barang impor pada Agustus. Tak satu pun dari korban yang diidentifikasi.

Diktator Korea Utara itu juga mengunci kota Pyongyang dan provinsi Jagang utara untuk mencegah penyebaran Covid-19, dan meminta perusahaan farmasi Korea Selatan diretas untuk mempelajari rahasia tentang vaksin yang dikembangkannya.

“Kim juga melarang penangkapan ikan dan produksi garam di laut untuk mencegah air laut terinfeksi virus Corona,” kata NIS kepada anggota parlemen.

Baca Juga: Longsoran Baru Ditemukan di Puncak Gunung Merapi, BNPB Sebut Dominan Mengarah ke Barat Daya

Hal ini berbeda dari pemerintah Korea Utara yang bersikeras bahwa negara itu tidak memiliki satu pun kasus Covid-19, sebuah klaim yang dibantah oleh para ahli kesehatan.

Wabah Covid-19 di negara terisolasi itu dapat berdampak melumpuhkan sistem perawatan kesehatannya, yang kekurangan pasokan medis yang tepat.

“Selain kekhawatiran virus Corona, Kim khawatir Presiden terpilih Joe Biden akan bersikap lebih keras pada Korea Utara daripada Presiden Trump,” ungkap NIS.

Selama berminggu-minggu, pemerintah Korea Utara tetap bungkam tentang kemenangan Biden atas Trump, di mana Kim mengadakan tiga pertemuan puncak atas persenjataan nuklirnya.

Baca Juga: Menristek: Vaksin Merah Putih Akan Siap Ekspor, Jika Kebutuhan Dalam Negeri Sudah Terpenuhi

Tetapi anggota parlemen Korsel Kim Byung-kee mengatakan Korea Utara khawatir hubungan persahabatannya dengan Trump akan menjadi tidak berguna dan percaya harus dimulai kembali dengan pemerintahan Biden yang akan datang.

Kim telah memerintahkan misi diplomatik luar negeri untuk tidak memprovokasi Amerika Serikat, memperingatkan duta besar mereka tentang konsekuensi jika komentar atau tindakan mereka terkait dengan AS menyebabkan masalah pada hubungannya dengan Washington.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler