Arkeolog Temukan Korban Meletus Gunung Berapi Vesuvius pada 79 M di Pompeii yang Masih Terawat Baik

23 November 2020, 16:39 WIB
Ilustrasi Gunung Berapi: Arkeolog telah menemukan korban dari meletusnya gunung berapi Vesuvius pada 79 M di Pompeii dalam keadaan masih terawat. /Pixabay/Julius_Silver

PR CIREBON - Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa yang sangat terawat dari dua orang yang tersiram lahar panas sampai mati oleh letusan gunung berapi Vesuvius, yang menghancurkan kota Romawi kuno Pompeii pada 79 M, kata kementerian kebudayaan Italia pada hari Sabtu, 22 November 2020

Salah satunya mungkin seorang pria yang memiliki status tinggi, berusia antara 30 dan 40, yang masih memiliki bekas jubah wol di bawah lehernya.

Yang kedua, mungkin berusia 18 hingga 23 tahun, mengenakan tunik dan memiliki sejumlah tulang belakang yang hancur, menunjukkan bahwa ia adalah seorang budak yang melakukan pekerjaan berat.

Baca Juga: Kembali Komentari Video Habib Rizieq, Henry Yosodiningrat: Ya Allah, Ini Do'a Apa Sih

Sisa-sisa ditemukan di Civita Giuliana, 700 meter barat laut dari pusat Pompeii kuno, di ruang bawah tanah di area vila besar yang sedang digali.

Gigi dan tulang para pria itu dipertahankan, dan rongga yang ditinggalkan oleh jaringan lunak mereka diisi dengan plester yang dibiarkan mengeras dan kemudian digali untuk menunjukkan bentuk tubuh mereka.

"Kedua korban ini mungkin mencari perlindungan ketika mereka tersapu arus piroklastik sekitar pukul 9 pagi," kata Massimo Osanna, direktur situs arkeologi.

Baca Juga: Penegakan Kedisiplinan Terhadap Pelaksanaan Prokes Harus Dipertahankan, Jokowi: Jangan Sampai Kendur

"Ini adalah kematian karena sengatan panas, seperti yang juga ditunjukkan oleh kaki dan tangan mereka yang terkepal," katanya lagi melanjutkan. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Kebudayaan Dario Franceschini mengatakan temuan itu menggarisbawahi status Pompeii sebagai tempat luar biasa untuk penelitian dan studi.

Pompeii, 23 km (14 mil) tenggara Napoli, adalah rumah bagi sekitar 13.000 orang ketika letusan menguburnya di bawah abu, kerikil batu apung dan debu, membekukannya pada waktunya.

Baca Juga: Jangan Sampai Menyesel, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Smartphone

Sisa-sisa tidak ditemukan sampai abad ke-16 dan penggalian terorganisir dimulai sekitar tahun 1750. Namun, baru-baru ini, perhatian difokuskan pada penangkapan pembusukan atau runtuhnya reruntuhan yang terbuka.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler