Kenapa Ular, Serangga, Laba-Laba Banyak Ditakuti? Ini Penjelasan Psikologinya

- 10 November 2020, 06:34 WIB
Profesor Psikologi di University of Toledo telah menjelaskan mengapa banyak orang yang menganggap hewan merayap seperti ular,s erangga, sangat menyeramkan.
Profesor Psikologi di University of Toledo telah menjelaskan mengapa banyak orang yang menganggap hewan merayap seperti ular,s erangga, sangat menyeramkan. /Pixabay

"Serangga tidak begitu 'populer' di AS, ini adalah kejutan besar bagi saya, terutama sebagai ilmuwan serangga. Di Jepang, serangga sangat dekat dengan kita, baik secara fisik maupun mental," katanya.

Menurut Tomoyasu, memelihara serangga sebagai hewan peliharaan, terutama badak dan kumbang rusa, sangat disukai anak-anak di Jepang. Kumbang badak, misalnya, adalah simbol kekuatan, dan anak-anak yang bisa menangkap kumbang besar adalah anak-anak “keren” di sana, ungkapnya.

“Serangga tertanam dalam budaya Jepang, yang terbukti dari banyak ungkapan dan peribahasa yang berhubungan dengan serangga yang kami miliki di Jepang. Misalnya, jika Anda memiliki firasat, Anda dapat mengatakan, 'Saya mendapat berita yang dikirim oleh serangga'," kata Tomoyasu. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Terdampak Bencana Erupsi Merapi, PMI Gerak Cepat Salurkan Bantuan Protokol Kesehatan

“Saat kamu sedang bad mood, kamu bisa bilang, 'Serangga saya ada di tempat yang salah di tubuh saya'," ujarnya.

Dalam 10 tahun terakhir, dia telah mengamati lebih banyak produk terkait serangga yang dipasarkan kepada anak-anak Amerika, seperti jaring serangga dan kandang, serta buku dan acara TV tentang serangga, yang dapat membantu generasi baru untuk menghadapi mereka dengan lebih sedikit rasa takut dan menjijikkan.

“Serangga benar-benar menakjubkan,” kata Tomoyasu, seorang profesor biologi di Universitas Miami, di Oxford, Ohio.

Baca Juga: Hakim Tersentuh Djoko Tjandra Menangis di Persidangan, Teringat Total Hukuman Menjeratnya

"Mereka adalah kelompok organisme dominan di planet ini, kecuali makhluk mikroskopis seperti virus, bakteri, dan jamur, terhitung hampir tiga perempat spesies hewan yang dideskripsikan, sementara kita mamalia adalah minoritas," katanya.

Tomoyasu mengatakan, mengingat perubahan iklim yang drastis dan pertumbuhan populasi manusia yang signifikan yang kita hadapi, kita akan segera menghadapi masalah serius dalam mengamankan pangan kita.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: cnalifestyle.channelnewsasia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x