PIKIRAN RAKYAT - Salah satu hadis yang populer hampir tiap Ramadhan tiba, adalah hadis tentang keutamaan orang berpuasa, disebutkan tidurnya orang berpuasa bernilai sebagai ibadah.
Berikut hadis yang menjelaskan tentang hal ini:
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR Baihaqi).
Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Ratusan Ribu TKA Tiongkok Berdemo di Sulawesi Tengah, Ini Faktanya
Hadis ini sering kali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari.
Lantas, bagaimana jika maksud orang bepuasa tidur itu untuk menahan diri dari lapar dan perbuatan mubah?
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Polres Banggai Berlakukan Tilang Masker, Berikut Faktanya
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs NU Online, menurut pendapat yang sahih, tidur yang menghabiskan waktu sehari penuh itu tidak masalah secara sara, karena ia tetap dinilai pihak yang terkena khithab sara.