Berikut Beberapa Hal yang perlu Diwaspadai saat Timbulnya Gejala Chikungunya

15 Juni 2020, 13:00 WIB
ILUSTRASI nyamuk harimau yang menyerang Eropa.* //Emphyrio/pixabay

PR CIREBON – Di tengah pandemi virus corona, penyakit lain mengintai masyarakat Indonesia yang terjadi lewat gigitan nyamuk, salah satunya gejala penyakit chikungunya di daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Infeksi ini disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan ke manusia oleh dua spesies nyamuk dari genus Aedes: A. albopictus dan A. aegypti.

Baca Juga: Sempat Ditangkap atas Kasus Tuduhan Pemerkosaan, Pemain Chelsea Terhindar dari Dakwaan

Sejak 2004, penyakit ini telah terjadi pada wabah di Asia, Eropa dan Amerika. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikannya sebagai,

Penyakit virus yang ditularkan nyamuk pertama kali digambarkan selama wabah di Tanzania selatan pada tahun 1952.

Nama 'chikungunya' berasal dari kata dalam bahasa Kimakonde, yang berarti menjadi berkerut, dan menggambarkan penampilan bungkuk penderita dengan nyeri sendi (arthralgia).

Baca Juga: Presiden Donald Trump Rilis Jadwal Ulang untuk Perayaan Juneteenth

Menurut WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, AS, seseorang akan mulai mengidentifikasi gejalanya 3 - 7 hari setelah digigit nyamuk. 

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Foodndtv, chikungunya ditandai dengan timbulnya demam secara tiba-tiba yang sering disertai dengan nyeri sendi, kata WHO. Gejala-gejala lain meliputi:

Sakit kepaladan nyeri otot seringkali parah dan melumpuhkan. Biasanya bilateral (mempengaruhi kedua sisi) dan paling umum mempengaruhi tangan dan kaki.

Baca Juga: Ketahui 4 Kegiatan yang Bisa Dilakukan saat Kolesterol Naik, Salah Satunya Berenang

Demam tinggi adalah salah satu gejala pertama chikungunya. Demam biasanya berkisar antara 102 hingga 104 derajat F (40 derajat C). Demam biasanya akan berlangsung hingga satu minggu.

Kelelahan, kelelahan dan mual adalah gejalaumum untuk pasien chikungunya.

Ruam kulit biasanya terjadi setelah timbulnya demam dan biasanya makulopapular, yang berarti akan muncul sebagai daerah datar berwarna merah pada kulit yang ditutupi oleh benjolan kecil.

Baca Juga: Dihimbau Mesti Ikuti Aturan, Pedagang Dadakan di Stadion Bima Masih Nekat Buka

Diagnosis didasarkan pada tes darah dan pemeriksaan medis lain yang diperlukan. Beberapa metode dapat digunakan untuk diagnosis.

Tes serologis, seperti tes immunosorbent terkait-enzim (ELISA), dapat mengkonfirmasi keberadaan antibodi IgM dan IgG anti-chikungunya.

Sampel yang dikumpulkan selama minggu pertama setelah timbulnya gejala harus diuji dengan metode serologis dan virologis (RT-PCR).

Baca Juga: Influencer Rambut Benny Harlem Pecahkan Rekor Guiness World Record

Berita buruknya? Tidak ada obat, vaksin atau perawatan untuk penyakit ini. Nyamuk penular Chikungunya aktif sepanjang hari dengan aktivitas puncaknya berkisar antara pagi dan sore. 

Hindari tinggal di atau mengunjungi daerah dengan nyamuk. Gunakan produk pengusir nyamuk dan kelambu, jika perlu. Jika Anda didiagnosis menderita chikungunya, ingatlah hal-hal berikut:

Minumlah banyak cairan. Hindari gigitan nyamuk lebih lanjut karena nyamuk yang sama dapat membawa infeksi Anda dan menginfeksi orang lain. Parasetamol dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan mengurangi demam.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Food.ndtv

Tags

Terkini

Terpopuler