PR CIREBON — Tirta Mandira Hudhi atau yang biasa disapa dr. Tirta berbeda pendapat dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait izin pertandingan sepak bola yang kembali diberikan oleh Polri.
Menurut dr. Tirta, banyak aktivitas yang lebih heboh dibandingkan pertandingan sepak bola. Dan, dengan diizinkannya kembali penyelenggaraan pertandingan sepak bola di tanah air, akan menjadi hiburan rakyat yang bisa mengurangi efek pandemic fatigue.
Pendapat dr. Tirta soal izin pertandingan sepak bola tersebut disampaikannya dalam unggahan di akun Twitter pribadinya @tirta_hudhi.
Baca Juga: Manfaat Konsumsi Anggur Hitam, Bisa Bikin Kulit dan Rambut Sehat hingga Cegah Kanker
“Aku pribadi, setuju bal-balanan di adakan,” tulisnya, Selasa 2 Maret 2021.
Tetapi, dr. Tirta memperingatkan agar pertandingan sepak bola dijalankan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti yang dijalankan oleh penyelenggara kompetisi English Premier League (EPL) dan UEFA Champions League (UCL).
“Bisa mengurangi pandemic fatigue di warga. Karena nonton bola di tv. Intine aku setuju sepakbola lanjut,” ujar dr Tirta di Twitter.
Aku pribadi, setuju bal2 an di adakan
1. Protokol ngikutin epl dan ucl
2. Bisa mengurangi "pandemic fatigue" di warga. Karena nonton bola di tv
Intine aku setuju sepakbola lanjut.— DOKTER TITAN (@tirta_hudhi) March 2, 2021
Dalam Instagram pribadinya @dr.tirta, belum lama ini, ia pun menyampaikan pendapatnya tentang protokol kesehatan yang bisa diterapkan dalam setiap pertandingan sepak bola di Indonesia.
Adapun protokol yang bisa diterapkan untuk pertandingan sepak bola Indonesia menurut dr Tirta, sebagai berikut:
1. Swab antigen sebelum bertanding.
Baca Juga: Mantan Atlet Skating Indah asal Korea Selatan Jadi Dukun, Alasannya Buat Netizen Terkejut
2. Protokol diterapkan di mess pemain.
3. Hanya pemain yang bertanding yang boleh copot masker, dan swab antigen. Sementara, official dan sisanya yang tidak bertanding tetap pake masker.
4. Semua pertandingan disaksikan via live streaming, tv, atau media penyiaran lainnya.
5. Jika daerah terkait sudah greenzone dan stabil, kapasitas penonton offline max 30 persen, bertahap.
Baca Juga: Diplomatik ASEAN Terhenti, Polisi Myanmar Bubarkan Protes
Lihat postingan ini di Instagram
“Jika masih redzone, semua nonton online. Susah. Tapi semua akan terbiasa. Contoh pemain EPL, UCL yang tanding. Ada jelas contohnya. Kenapa harus bingung?” ujar dr Tirta.
“Kita sudah melihat aktivitas lebih heboh dibandingkan sepakbola,” tandasnya.***