SABACIREBON-Konsumen mobil Indonesia memang sangat berbeda dengan negeri Panda, Cina. Jika masyarakat negara tersebut, antusias dengan kehadiran mobil listrik, fakta yang muncul disini malah sebaliknya.
Penjualan mobil listrik di Cina, turut mempercepat transisi hijau. Akibatnya penjualan mobil listrik di Cina atau lebih dikenal sebagai kendaraan enegi baru melonjak pesat selama tahun 2021.
Tercatat di tahun 2021 angka penjualan mobil listrik (EV) meningkat 160 persen menjadi 2.91 juta unit. Padahal seperti yang dilaporkan Asia Nikkey, CAAM atau Asosiasi Produsen Otomotif CIna angka pertumbuhan penjualan kendaraan baru hanya dalam hitungan dua digit.
Angka ini mengindikasikan tingkat penetrasi kendaraan listrik mencapai 8.7 persen. Kedepannya Cina mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.
Baca Juga: Jalur Pantai Selatan yang Instagrammable, Jalur alternatif yang pantas Dijajal bagii Pemudik Selatan
Dengan dasar itu juga, Cina mencoba masuk ke banyak negara untuk membuka tambang-tambang baru guna mendapatkan nikel dan cobalt sebagai bahan utama katoda battery mobil. Bukan rahasia banyak pekerja Cina di tambang-tambang di Morowari Sulawesi. Bahan baku asal tambang Indonesia menjadi bahan utama battery mobil listrik.
Suksesnya Cina juga didukung pembangunan stasiun pengisian, stasiun pertukaran daya, pemasangan dan pembangunan tiang pengisian. Karenanya menurut CAAM, pertumbuhan produksi dan penjualan kendaraan listrik dalam lima tahun kedepan, tetap diatas 40 persen.
Baca Juga: Neraca Perdaagangan Indonesia Surplus US$4,53 miliar Mendorong Kenaikan Devisa
Lalu di Indonesia ?