Sepi Pembeli, Pedagang Mobil Bekas 'Babak Belur' Terdampak Corona

2 April 2020, 18:15 WIB
ILUSTRASI mobil bekas //pexels

PIKIRAN RAKYAT - Virus corona Covid-19 yang tengah mewabah berdampak pada hampir segala aspek kehidupan, tak terkecuali masalah ekonomi dan penghasilan.

Pedagang mobil bekas dengan penghasilan yang tidak menentu mengaku merasakan dampak tersebut.

Dituturkan Handy, pemilik Handy Autos di Blok M Square, memaparkan pada wartawan Antara bahwa dirinya merasa "babak belur" menghadapi situasi sepinya pembeli, terutama saat virus corona masuk Indonesia.

Baca Juga: Berpotensi Diterapkan di Indonesia, Metode Baru Deteksi Covid-19 dengan Teknologi AI

"Babak belur, mas. Dari tanggal 15 Maret 2020 sampai sekarang belum ada penjualan," ungkap Handy saat dihubungi pada Rabu.

Disinggung soal gerainya yang tetap buka kendati ada imbauan soal bekerja di rumah, Handy menyadari betul terkait hal itu.

Ia membuka gerai penjualannya pun tanpa alasan, ditengah pandemi virus corona yang sedang terjadi, dirinya memiliki harapan ada pembeli yang datang untuk melihat-lihat mobil bekas yang ia jual.

Baca Juga: Untuk Pasangan yang Ingin Berkencan, Berikut 5 Solusi dengan Budget Terjangkau

Hasil penjualan tersebut akan ia gunakan untuk membayar gaji karyawan juga menafkahi keluarga.

"Kami tetap buka untuk menghindari PHK. Kami mengharapkan ada yang datang untuk membeli, kita fight terus," kata Handy.

"Sekarang yang terpaksa keluar rata-rata pekerja yang dapat uangnya harian. Bukan karena ingin beli-beli yang bukan pokok," jelas dia.

Baca Juga: Presiden Filipina Ancam Tembak Mati Pelanggar Lockdown, Warga Keluhkan Kelaparan

Program Antar

Untuk menarik konsumen, Handy Autos menghadirkan program antar kendaraan ke rumah konsumen agar mereka tetap berada di rumah dengan keselamatan yang terjaga.

Meski demikian, program itu masih dinilai kurang ampuh untuk meyakinkan bahwa kendaraan yang dijual dari showroom telah aman dan bersih dari serangan virus corona, karena kendaraan yang dijualnya selalu disemprotkan desinfektan.

"Kita sudah melakukan, mau delivery tapi tetap konsumen takut terima orang di rumah. Sama orang-orang mulai irit nahan uang. Kemungkinan besar ke depan ekonomi akan tambah babak belur," papar dia.

Baca Juga: Ditemukan Covid-19 pada Bayi 3,5 Tahun, Menambah Kasus Pasien Positif di Purwakarta

Lanjut Handy, harga mobil bekas juga mengalami penyusutan yang signifikan dengan keadaan seperti ini.

Dirinya kerap menerima tawaran masuk dari konsumen yang ingin menjual mobil-mobil murah kepadanya, namun untuk sementara ia enggan menerima.

Sebelum adanya virus corona ini, Handy menyebut bahwa biasanya dia bisa menjual kendaraan bekas mencapai 25 hingga 30 unit dalam satu bulan.***

 
Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler