Misi Ambil Sampel Bulan Tiongkok Berhasil, Siapkan Misi Berikutnya

- 17 Desember 2020, 20:50 WIB
ilustrasi bulan
ilustrasi bulan /PIXABAY/Pexels

PR CIREBON - Kantor berita Tiongkok mengabarkan bahwa sebuah pesawat luar angkasa Tiongkok yang mengemban misi untuk mengumpulkan sampel dari bulan telah kembali.

Misi pertama dalam empat dekade tersebut berhasil membawa batu dan tanah dari bulan, dan kembali dengan selamat ke bumi pada Kamis pagi, 17 Desember 2020.

Dikutip dari Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok (CNSA), kapsul yang membawa sampel tersebut, yang telah dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Chang'e-5 mendarat di wilayah Mongolia Dalam Tiongkok utara.

Direktur badan tersebut, Zhang Kejian, menyatakan misi telah berhasil dilaksanakan.

Baca Juga: Musni Umar: Bukan Mahfud MD yang Salah, Solusinya Hanya Dialog dengan HRS


Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al-Jazeera, dikatakan Presiden Xi Jinping mengucapkan selamat kepada tim yang terlibat dalam penyelidikan, tak lama setelah misi tersebut selesai.

"Bagi Tiongkok, ini sangat penting. Mereka sangat ingin ini menjadi sumber kebahagiaan nasional, dan sumber kemenangan," kata koresponden Al-Jazeera.

Dengan misi yang berhasil ini, Tiongkok telah menjadi negara ketiga yang mengambil sampel dari bulan, sebelumnya Amerika Serikat pada 1960-an dan Uni Soviet pada 1970-an.

Beijing ingin mengejar ketertinggalannya dari Washington dan Moskow, setelah menghabiskan beberapa dekade untuk menyamakan pencapaian yang lebih dulu dilakukan para pesaingnya tersebut.

Baca Juga: Musni Umar: Bukan Mahfud MD yang Salah, Solusinya Hanya Dialog dengan HRS

Beijing juga telah menggelontorkan miliaran dolar untuk misi program luar angkasa yang dikelola militer.

Chang'e-5, dinamakan sesuai dengan mitos dewi bulan Tiongkok, mendarat di bulan pada 1 Desember 2020. Menurut Badan Antariksa Tiongkok, Chang'e mengibarkan bendera Tiongkok saat di sana.

BADAI LAUTAN

Ketika penyelidikan meninggalkan bulan setelah dua hari di sana, hal itu menandai untuk pertama kalinya Tiongkok telah berhasil lepas landas dari benda luar angkasa.

Baca Juga: Temukan Sebab Penyakit Misterius di India, Ada Nikel dalam Susu

Modul tersebut juga telah menjalani operasi yang rumit, demi untuk menghubungkan orbit bulan dengan bagian dari pesawat ruang angkasa yang akan membawa sampel bulan kembali ke bumi.

Para ilmuwan berharap sampel tersebut akan membantu mereka untuk mempelajari asal-usul bulan, formasi, dan aktivitas vulkanik yang terjadi di permukaannya.

Menurut jurnal sains Nature, misi dari Chang'e-5 adalah mengumpulkan dua kilogram (4,5 pon) material di area yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum - atau “Ocean of Storms” - dataran lava luas yang sebelumnya belum dijelajahi.

Baca Juga: Berantas Illegal Fishing, KKP Manfaatkan Jaringan Interpol Hasil Kerja Sama Polri

MIMPI LUAR ANGKASA

Wakil Direktur Pusat Program Eksplorasi dan Luar Angkasa Bulan CNSA, Pei Zhaoyu menyatakan bahwa Tiongkok akan menyediakan beberapa sampel untuk dibagikan kepada para ilmuwan di negara lain.

Digambarkan oleh media Tiongkok, misi tersebut merupakan salah satu yang paling menantang dan rumit dalam sejarah kedirgantaraan Tiongkok.

Pesawat itu sendiri terdiri dari pesawat terpisah untuk sampai ke bulan, mendarat di atasnya, dan mengumpulkan sampel. Setelahnya selesai mengumpulkan sampel dan kemudian kembali untuk membawa bebatuan dan tanah bulan ke bumi.

Kapsul kembali memasuki atmosfer bumi pada ketinggian sekitar 120 km (75 mil). Ketika berada sekitar 10 km di atas tanah, sebuah parasut terbuka dan mendarat dengan mulus, setelah itu tim pencari menemukan sampel tersebut.

Baca Juga: PSI Apresiasi Presiden Gratiskan Vaksin Covid-19, Tsamara Amany: Memang Harus Menjadi Barang Publik

Misi tersebut adalah upaya yang pertama kalinya sejak misi Luna 24 Uni Soviet pada tahun 1976.

Tiongkok berharap untuk mempunyai stasiun berawak pada 2022, dan dapat mengirim manusia ke bulan pada 2030-an.

"Apa yang benar-benar ingin dilakukan oleh Tiongkok di masa depan akhirnya menjadi kekuatan utama dalam hal eksplorasi ruang angkasa," ujar Yu dari Al-Jazeera.

Diungkapkannya bahwa Tiongkok sangat berhati-hati dalam mengelola peluncuran dan pendaratan pesawat tersebut, serta menghindari siaran langsung acara program itu, agar tidak merasa malu jika akhirnya terjadi kesalahan.

"Pemerintah Tiongkok sedang mencoba untuk mengelola narasi ini dengan sangat hati-hati, karena mereka melihat misi tersebut sebagai hal yang penting demi citra internasional Tiongkok," ucapnya.

Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Yogyakarta Tutup Tempat Hiburan

Tiongkok meluncurkan satelitnya pertama kali pada 1970, sementara untuk melakukan penerbangan luar angkasa manusia membutuhkan waktu yang lebih lama hingga beberapa dekade. Yang Liwei menjadi 'taikonaut' pertama Tiongkok pada 2003.

Sebuah pesawat penjelajah bulan Tiongkok mendarat di sisi terjauh bulan pada Januari 2019, secara global juga mendorong aspirasi Beijing untuk menjadi negara adidaya dalam hal luar angkasa.

Penyelidikan terbaru diisi dengan banyak target yang dinilai ambisius, salah satunya menciptakan roket kuat yang mampu mengirimkan muatan lebih berat daripada yang dapat diangkut roket ciptaan NASA dan perusahaan roket swasta SpaceX, memiliki pangkalan bulan, stasiun luar angkasa berawak yang permanen, dan melakukan penjelajahan Mars.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x