Tiongkok Hingga Inggris Unjuk Gigi Teknologi, Budiman Sudjatmiko: Mana yang Mau Ditiru Indonesia?

28 Desember 2020, 09:18 WIB
Tangkapan layar Budiman Sudjatmiko saat menjadi bintang tamu dalam acara Hemy Yahya Bicara /youtube.com/helmyyahyabicara

PR CIREBON - Korea Selatan telah berhasil mencetak rekor dunia melalui Matahari buatan miliknya yang disebut Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR).

Diberitakan Pikiran Rakyat sebelumnya, rekor dunia itu dikarenakan KSTAR berhasil mempertahankan plasma suhu tinggi selama 20 detik dengan suhu ion lebih dari 100 juta derajat celcius.

Tak hanya Korea Selatan, ada beberapa negara yang membuat teknologi Matahari buatan, seperti Inggris dan Tiongkok. Hal itu mengindikasikan adanya kompetisi saling tiru dari masing-masing negara.

Baca Juga: Lakukan Tes DNA, Pihak Berwenang AS Konfirmasi Pelaku Pengeboman Kota Nashville

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menyoroti kompetisi saling tiru antar negara, dan mempertanyakan negara mana yang mau ditiru oleh Indonesia.

"Yang bisa dilakukan Barat, dilakukan Jepang. Yang bisa dilakukan Jepang, dilakukan RRC. Yang bisa dilakukan RRC, dilakukan Korea. Caranya? ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)! Negara-negara mana yang mau diamati, ditiru dan dimodifikasi Indonesia?," ungkapnya sebagaimana dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari cuitan akun Twitternya @budimandjatmiko, Senin 28 Desember 2020.

Menurut Budiman, sebuah negara harus mempunyai benchmark negara lain untuk kemudian ditiru, diamati dan dimodifikasi.

Baca Juga: 5 Bencana Alam Paling Parah dan Merugikan Sepanjang Tahun 2020

Jangan malu dan jangan 'chauvinis', kata Budiman, itu sudah biasa. Dan tidak usah diumumkan juga, cukup jadi referensi untuk para pembuat kebijakan.

"Kebanyakan negara melakukan proses ATM ini di level teknologi terapannya. Untuk sains dasarnya tak semua punya tradisi masyarakat ilmiah kuat. Butuh transformasi paradigma radikal. ATM teknologi terapan aja sudah butuh revolusi pendidikan & struktur industri kita," katanya.

Budiman mengatakan negara yang masuk di level teknologi terapan mau tidak mau harus 'nyantrik' (metode belajar dari Jawa) dari negara-negara lain.

Baca Juga: Tanggapi Dugaan Korupsi Bansos Seret Puan dan Gibran, Neno Warisman: Harus Hati-hati

Misalnya RRC, yang sekarang teknologinya sudah ada tersebar baik di langit maupun bumi, 20 tahun lalu masih 'nyantrik' ke Barat yang merupakan musuh ideologinya.

Budiman juga menceritakan bahwa anak muda Indonesia pernah berkiblat dari anak muda Korea.

"Saya banyak terinspirasi oleh Korea. Tahun 1990 an anak-anak muda Indonesia berkaca dari anak-anak muda Korea yang sukses menggulingkan diktator Chun Do-hwan pada 1987. 11 tahun kemudian anak-anak muda Indonesia menirunya," jelasnya.

Baca Juga: Naik ke Tahap Penyidikan, Pasien Covid-19 Mesum di Wisma Atlet Bisa Jadi Tersangka

Budiman menceritakan, pada sekitar tahun 1990, para aktivis Indonesia suka menonton video dokumenter gerakan mahasiswa dan buruh Korea, yang menuntun pada diskusi dan belajar dari mereka.

"Bisakah anak muda kita belajar dari anak muda Korea, bukan cuma menikmati K-Pop tapi bagaimana mereka menjadikan bisnis, teknologi & budayanya mendunia?," tanyanya menantang anak muda Indonesia.

"Tak harus Korea. Terserah mau ke mana cari role model: anak muda bercelana jeans di Silicon Valley California, anak muda berkaos santai di Tech Hub Shanghai, anak muda pakai vest di Silicon Fen Cambridge atau bertopi kippah di Silicon Wadi Israel?."

 

***

Editor: Tita Salsabila

Tags

Terkini

Terpopuler