SABACIREBON. -- Di Indonesia saat ini masih terdapat kesenjangan, antara teori dan praktek manajemen diakibatkan oleh sistem pengajaran, berupa teori-teori berdasarkan buku-buku teks yang berasal dari negara-negara Barat.
Hal itu merupakan kesimpulan yang disampaikan Prof. Dr. Zulganef, Drs., MM pada Orasi Ilmiah pengukuhan dan pelantikannya sebagai Guru Besar di hadapan sidang terbuka Senat Universitas Widyatama, di Bandung Kamis 1 Februari 2024.
Pada sidang terbuka Senat Universitas yang dipimpin Rektor Universitas Widyatama Prof. Dr. Dadang Suganda itu Prof. Zulganef menyampaikan orasinya dengan mengupas mendalam terkait pentingnya “Peran Perguruan Tinggi dalam Mengurangi Kesenjangan antara Teori dan Praktek Manajemen di Indonesia."
Baca Juga: UMKM hingga Creator Diapresiasi, Shopee Super Awards 2023 Suguhkan 33 Kategori Penghargaan
Menurut Guru Besar pertama Universitas Widyatama kelahiran Bandung 21 November 1963 itu bahwa sebuah Ilmu berkembang melalui penelitian-penelitian, demikian pula halnya dengan ilmu manajemen.
Ilmu manajemen modern menurutnya dimulai dari hasil penelitian Henry Fayol dan Frederick Taylor, yang sekarang dikenal sebagai bapak Ilmu Manajemen Modern.
Selanjutnya hasil penelitian atau pengamatan Henry Fayol dan Frederick Taylor tersebut dikembangkan oleh kolega atau murdi-muridanya, sehingga membentuk sebuah ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Menkopolhukam Machfud MD dan Jaleswari Pramodhawardani Mengundurkan Diri
Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut umumnya muncul dari adanya kesenjangan (gap) antara teori dan praktek. Penelitian biasanya dikembangkan berdasarkan adanya kesenjangan antara teori dan praktek tersebut.