Nadiem Makarim Empati terhadap PJJ Kemendikbud, Akui Sejumlah Kendala dari Siswa hingga Guru Sekolah

- 8 Agustus 2020, 06:24 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Foto:Ist
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Foto:Ist /Ist/

PR CIREBON - Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah berlangsung selama pandemi membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memahami dan berempati terhadap program tersebut

Pasalnya, ia menemukan sejumlah kendala yang dihadapi oleh sekolah, orang tua hingga peserta didik selama penerapan PJJ tersebut.

"Situasi di masa PJJ ini sangat sulit, begitu banyak tantangan yang dihadapi," kata Nadiem saat diskusi daring dengan tema 'Penyesuaian KebijakanPpembelajaran di Masa Pandemi Covid-19' yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News pada Jumat, 07 Agustus 2020.

Baca Juga: Klan Cendana Hilang Taring Koneksi, Tommy Soeharto Didepak dari Ketum Berkarya

Lebih lanjut, ia mengakui mulai dari banyak guru yang mendapat kesulitan dalam mengelola PJJ, sekaligus terbebani untuk menuntaskan kurikulum.

Bahkan, PJJ telah membuat waktu pembelajaran berkurang, sehingga guru-guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar.

Seiring dengan hal itu, Nadiem memahami guru-guru juga kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra saat anak menerapkan PJJ di rumah.

Baca Juga: Hobi Bercuit Trump Bakal Terganggu, Twitter Bersiap Labeli Akun Pemerintah dengan Ciri Khusus

Sedangkan bila melihat dari sisi orang tua, pandemi Covid-19 telah membuat orang tua menjadi guru pertama bagi anak di rumah.

Meskipun pada faktanya, ini tidak mudah bagi kebanyakan orang tua yang mendampingi anak belajar, karena mereka juga memiliki sejumlah pekerjaan lainnya yang mesti dikerjakan.

"Ada pula yang harus beradaptasi terhadap anak-anaknya melakukan pembelajaran di rumah," katanya.

Baca Juga: Demokrat Selamatkan Indonesia, Ibas Yudhoyono: Kami Hadir, Biar Negara Tak Makin Jatuh ke Jurang

Selain itu, Nadiem pun menyebut ada juga orang tua yang kesulitan memotivasi anak-anaknya untuk belajar, ditambah lagi kesulitan dalam hal memahami materi pelajaran atau kurikulum.

Pada akhirnya, di tengah kesulitan yang dihadapi guru dan orang tua tak akan separah untuk hal yang dihadapi para siswa. Mereka tak bisa berinteraksi selayaknya manusia sosial, sehingga PJJ pun membuat banyak kesulitan, seperti konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan dari guru.

Lebih dari itu, peningkatan stres dan jenuh akibat isolasi yang berkelanjutan, juga akan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi pada anak.

Baca Juga: Warga Sipil Pertama yang Beli Maung, Keluarga Asix Siapkan Hadiah Pernikahan Aurel-Atta

Atas sejumlah kendala itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah melakukan sejumlah upaya, seperti program guru berbagi, bimbingan teknis daring, webinar hingga penyediaan kuota internet gratis bagi siswa.

Kemudian berikut, Kemendikbud juga memberi relaksasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang bisa digunakan untuk kuota siswa, peralatan pembelajaran dan untuk peralatan persiapan pembelajaran tatap muka.

Hanya saja, bagian yang menjadi kendala paling sulit adalah bagi daerah yang kesulitan dengan akses internet, sehingga Kemdikbud meluncurkan program belajar dari rumah yang disiarkan oleh TVRI dan RRI. Disanalah, mereka mengoptimalkan Rumah Belajar sebagai salah satu platform daring yang kerja sama dengan mitra lainnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x