PR CIREBON - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sudah menyampaikan permohonan maaf atas polemik Program Organisasi Penggerak (POP) dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Namun rupanya, Kemendikbud sendiri membantah tuduhan POP dengan anggaran Rp595 miliar minim sosialisasi, seperti yang disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbud, Praptono.
Tepatnya, Praptono mengatakan program ini sudah disiapkan cukup lama atau sekitar awal bulan Maret 2020 lalu.
Baca Juga: Teguh Tolak POP Kemendikbud, Muhammadiyah: Mendikbud Masih Beri Harapan pada Organisasi Tak Kredibel
"Sejak 9 Maret, program sudah dirilis. Pada 16 Maret pendaftaran dimulai sampai tanggal 16 April," ungkap Praptono di Jakarta, belum lama ini.
Sebagaiman telah diberitakan Warta Ekonomi dengan judul "Kementerian Nadiem Makarim Sesalkan Sikap NU Dkk Karena..."
Praptono menerangkan bahwa sejak dibuka pendaftaran secara online, ada 4.000 lebih organisasi yang melakukan aktivasi hingga dilakukan pemeriksaan kelengkapan administrasi dan proposal.
"Ketika pandemi Covid-19 ada keluhan beberapa lembaga kesulitan melengkapi administrasi. Kita perpanjang lagi dua pekan, jadi tidak benar kalo minim sosialisasi apalagi hanya waktu dua hari," katanya.
Baca Juga: Miliki Kritik Terselubung Terhadap AS, Tiongkok dan Rusia Bekerjasama Deklarasikan Perang Informasi
Selain itu, ia membantah kabar Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation yang mendapatkan program POP dibiayai dari program APBN.