Ceramah Bernada Menantang ala Habib Rizieq Dikomentari, Jimly: Hentikan Provokasi Kebencian

- 18 November 2020, 13:38 WIB
Kolease Habib Rizieq dan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie.
Kolease Habib Rizieq dan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie. /Instagram /@JimlyAs
PR CIREBON - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie komentari isi ceramah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab yang dilakukan saat melakukan safari .
 
Namun menurut Jimly bahwa sebuah ceramah yang dilakukan oleh Habib Rizieq Shihab bersifat menantang dan dipenuhi dengan kebencian.
 
Jimly menjelaska bahwa sesungguhnya tugas utama dari sebuah kepemimpinan itu ada empat yakni mengadilkan, merukunkan, memakmurkan dan mengawal kebebasan. 
 
Hal ini dilakukan guna kemajuan sebuah peradaban. 
 
 
Jika sebuah kepemimpinan tidak mampu memenuhi empat tugas tersebut maka kepemimpinan sudah tidak diperlukan.
 
Namun kali ini berbeda dari yang lain, bahwasannya isi ceramah yang telah di lontar oleh Habib Rizieq Syihab berisi kebencian dan bahwa bisa menjadi sebuah Provokasi kekerasan.
 
Jimly menegaskan jika ceramah bermuatan provokasi dibiarkan maka akibatnya akan meluas dan bisa fatal. 
 
Ia juga meminta supaya ceramah seperti itu dihentikan, lebih lanjut Jimly menyarankan agar dakwah dilakukan penuh dengan hikmah.
 
"Jika dibiarkan provokasinya bisa meluas & melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yang mesti dengan hikmah & mau'zhoh hasanah," pungkas Jimly.
 
 
Dalam cuitan tersebut Jimly Asshiddiqie juga menautkan sebuah video berdurasi 39 detik yang berisi ceramah Habib Rizieq Shihab.
 
Dalam ceramahnya Imam Besar FPI tersebut menyinggung soal kinerja pemerintah dan lebih khusus Polri, yang mana mengingat kejadian dan kasus yang telah melanda Prancis perihal penghinaan nabi, persisnya terjadi pemenggalan dilakukan oleh orang yang telah menghina nabi.
 
Habib Rizieq juga menyinggung keras kasus pemenggalan guru di Perancis akibat dugaan penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
 
"Saya imbau kepada pemerintah, khususnya kepada Kepolisian kita kasih tau. Kalau tidak mau terjadi peristiwa seperti di Perancis penghina nabi dipenggal saudara," tegas Habib Rizieq, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari melalui laman Twitter Jimly Asshiddiqie pada Rabu, 18 November 2020.
 
"Kami minta tolong kalau ada laporan penista-penista agama proses dong, yang menghina nabi, menghina Islam, menghina ulama, Proses! Kalau tidak di proses jangan salahkan umat Islam kalau besok kepalanya ditepokkan dijalanan," ujarnya.
 
"Takbir! Allahu Akbar! Siap Bela Nabi! Siap Bela Nabi! Siap Mati untuk Rasullullah! Takbir!," pungkasnya.
 
 
Dari isi ceramah itupun ada isi ancaman kepada pihak polri, yang mana jika di Indonesia terjadi pemenggalan kepala karena penistaan agama.
 
Itu semua terjadi karena tidak adilnya pihak polri dalam sebuah laporan penistaan agama.
 
Ia menjelaskan bahwa disamping banyaknya yang mengkritik kepemimpinan pemerintah. Publik juga dibuat marah oleh gerakan perlawanan yang secara terang-terangan mengucap kata-kata keras dan kasar.
 
Bahkan Jimly Asshiddiqie menyebut seakan-akan kelompok tersebut tidak peduli dengan aturan negara dan hanya peduli dengan aturannya sendiri.
 
 
"Tapi banyak yang marah kepada gerakan perlawanan kepada negara yang diumbar dengan kata-kata keras & kasar seolah tidak peduli aturan bernegara," tegas Jimly Asshiddiqie.
 
Hal ini lah yang nantinya dikemudian hari dapat melahirkan sebuah praktik kekerasan hukum atas nama ketegasan, karena suatu kelompok tersebut akan merasa diperlakukan secara tidak adil.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x