Indonesia Terancam Perang Dunia Ketiga, Jimly: Bangsa Ini Strategis Dipengaruhi, Harus Antisipasi

- 31 Oktober 2020, 14:22 WIB
Jimly Assiddiqie menilai, kedatangan Menlu AS pelung emas bagi Indonesia mendatangkan Investor
Jimly Assiddiqie menilai, kedatangan Menlu AS pelung emas bagi Indonesia mendatangkan Investor /Instagram/@jimlyassiddiqie
PR CIREBON - Sentimen Tiongkok dan Amerika Serikat semakin hari semakin memanas. Indonesia harus bersiap menghadapi potensi perang dunia ketiga setelah dua negara tersebut telah mencapai puncak pertempurannya. 
 
Demikian disampaikan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof. Jimly Asshiddiqie saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Smart FM bertajuk "Setelah Suga dan Pompeo Bertandang". 
 
Jimly mengatakan Indonesia menjadi diperebutkan karena kedua negara menganggap Indonesia merupakan negara yang sangat strategis. Menurut Jimly, saat ini bangsa Indonesia sedang berada dibawah ancaman perang dunia ketiga.
 
 
"Mengingatkan semua warga bangsa kita bahwa kita ini sedang berada di bawah ancaman perang dunia ketiga. Jadi kita kita musti antisipasi kemungkinan. Dunia melihat Indonesia strategis, maka semua kekuatan rebutan bagaimana mempengaruhi Indonesia" ujar Jimly Asshiddiqie, dikutip PikranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Sabtu, 31 Oktober 2020.
 
Lebih lanjut, Jimly menganalisis, medan tempur perang dunia ketiga nanti akan dilakukan di wilayah Laut China Selatan. Yang mana lokasi tersebut sangat dekat dengan Indonesia.
 
Berdasarkan hal tersebut, Jimly meminta agar pemerintah berhenti sibuk sendiri dengan perang di dalam negeri. Sebab, seluruh negara di dunia saat ini tengah mempersiapkan langkah taktis dan strategis menghadapi perang dunia ketiga.
 
 
"Maka bangsa Indonesia jangan perang sendiri. Di intern pemerintah jangan perang sendiri dengan rakyatnya gitu loh," katanya.
 
Menurut Jimly, ancaman perang dunia ketiga ini juga merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang netral dan menjunjung tinggi perdamaian.
 
"Ini kesempatan untuk membuktikan tegak lurusnya politik luar negeri kita non-blok, aktif, bebas, menentukan dan berperan untuk membangun perdamaian dunia,"ujarnya.
 
 
Jimly menegaskan bahwa Indonesia harus bisa ambil sikap yang tegas dan berhati hati dalam menghadapi kedua negara tersebut. Jangan sampai Indonesia terkesan tidak netral dan berpihak pada salah satu pihak.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x