Network
PR CIREBON - Pihak Istana melihat bahwa gejolak aksi penolakan terhadap Undang-Undang (UU) Omnibus Law terjadi karena kurangnya komunikasi terhadap publik.
Hal ini yang membuat pemerintah akhirnya mencari cara dengan berwacana membuat sebuah website yang nantinya akan memuat kebijakan-kebijakan Omnibus Law.
Namun nampaknya wacana ini tidak mendapat respon baik dari pengamat politik sekalgus filsafat yang sering diundang sebagai pembicara di beberapa cara talkshow yaitu Rocky Gerung.
Baca Juga: 6 Cara Efektif untuk Meniruskan Wajah, Tidur dengan Teratur Salah Satunya
Dirinya berpendapat bahwa yang terpenting bukan masalah sosialisasi kepada publik, tapi yang dipersoalkan oleh buruh dan mahasiswa itu adalah kebijakan yang ada pada Omnibus Law tersebut.
"Yang lebih penting itu sebetulnya melihat secara detail pokok permasalahan yang ada pada publik. Beberapa pejabat pemerintah juga mengatakan hal yang sama (kurang sosialisasi publik). Bagi buruh dan mahasiswa bukan itu problemnya, tapi yang dipersoalkan yaitu masalah materinya," ujar Rocky, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Youtube Rocky Gerung Official yang berjudul 'Ada Omnibus di Kandang Bebek' diunggah pada Senin, 26 Oktober 2020.
Rocky juga mengatakan bahwa sosialisasi itu hanya bungkus yang dikemas agar mempercantik kemasan, namun jika isinya sama, maka tetap tidak ada bedanya.
Baca Juga: Website Omnibus Law Dinilai Bukti Pemerintah Sadar Salah, Rocky Gerung: Bungkus Diubah, Isi Sama
"Hal ini sama seperti bunga mawar, jika diganti dengan nama lain, kalau itu mawar ya tetap wangi. Begitu juga dengan bunga bangkai, walaupun diganti jadi mawar namanya ya tetap itu bau busuk," kata Rocky.
