Baca Juga: Naruto Viral di Media Sosial, Hokage ke-8 Dikabarkan akan Mati dalam Serial Manga Boruto
"Itu UU dimaksudkan untuk menjadi sederhana justru malah membikin kertas habis. Bahkan kertas itu dia harus cari seluruh jakarta karena cetak berkali-kali. Setiap kali cetakan satu rim itu kira-kira ada ratusan pohon akasia yang mesti ditebang," ungkapnya.
"Jadi jejak kaki ecologis dari UU itu sudah terjadi sejak masih draft," lanjut Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan, apabila ada audit lingkungan, UU Omnibus Law Cipta Kerja ini sudah pasti bermasalah.
Baca Juga: Lebih Awal Digunakan di Amerika, FDA Setuju Antivirus Remdesivir Jadi Obat Pasien Covid-19
Pasalnya, perubahan yang terus berganti-ganti menandakan tidak ramah lingkungan.
"Kalau kita bikin reduksi di dalam pikir, separuh jakarta sudah gundul karena kertasnya dipakai untuk nyetak," tukas Rocky Gerung.
Lebih dalam lagi, Rocky Gerung mengomentari kemungkinan adanya perubahan lagi dalam UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Baca Juga: Daftar Harga Emas Hari Ini, Sabtu 24 Oktober 2020: dari Antam, Retro, Batik hingga USB di Pegadaian
Menurutnya, kedepan UU Omnibus Law Cipta Kerja masih dapat berubah dan masih mungkin disisipkan satu dua hal.