PR CIREBON - Selain mengomentari perubahan jumlah halaman yang terjadi pada Undang-Undang Cipta Kerja, Hersubeno Arief bersama Rocky Gerung menduga ada kebuntuan komunikasi di dalam pemerintahan.
Di dalam video yang diunggah oleh Rocky Gerung Official di Youtube, 23 Oktober 2020.
Rocky Gerung mengatakan bahwa itu adalah akibat kalau segala sesuatunya ingin diatur dan dikendalikan opininya.
"Akibatnya begitu, kesulitan sendiri, karena menutupi kebohongan itu hanya bisa dengan cara maksimalkan otoriterisme. Itu yang disebut sebagai the big brother is watching you, di dalam novelnya George Orwell. Jadi Orwellian politik lagi bekerja sekarang," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Jumlah Halaman UU Cipta Kerja Berubah Lagi, Rocky Gerung: Yang Tak Berubah, Hanya Persepsi Rakyat
Namun menurutnya, pengendalian politik hanya mungkin bila ada big brother sementara dia menilai di dalam Istana tidak ada big brother. Rocky mengatakan kalau PresidenJoko Widodo (Jokowi) hanyalah satu part di dalam rezim ini, sementara ada part lainnya yang berupaya untuk memanfaatkan, dan dia menilai hal itu terbaca.
"Itu terbaca, kan mestinya begitu diketuk, Presiden dengan riang gembira menyatakan ini sudah selesai yang demo silakan sebagai hak demokrasi, karena Presiden sebetulnya tahu bahwa ini belum final maka dia ragu untuk menyatakan secara tegas," ujar Rocky.
Rocky menilai dengan diundangnya para Gubernur, Kepala Daerah untuk rapat bersama itu semakin menunjukkan kepada publik bahwa Presiden Jokowi memberikan briefing sesuatu yang tidak ada dasarnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Youtube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Rocky Nilai A Minus Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Nasdem: Beruntung Santai, Era Soeharto Pasti Hilang
"Padahal kita semua tahu baru dua jam yang lalu beredar yang disebut resmi, lalu yang di-briefing pada Gubernur itu apa? pada Bupati apa? kan orang curiga lagi, jadi Presiden mem-brief aparat pemerintahan sampai daerah dengan naskah yang ilegal, bukan formatnya saja yang ilegal, isinya juga ilegal," ujarnya.