Menurut Doni, awalnya banyak pihak yang pesimis Indonesia tidak mampu atau kurang serius melakukan pemeriksaan Covid-19. Tapi sekarang sudah sangat bagus sekali.
Diketahui, awalnya Presiden Jokowi menargetkan 10.000 spesimen per hari pada periode April-Mei 2020, tapi kemudian targetnya meningkat menjadi 30.000 spesimen. Saat ini, Indonesia telah bisa melakukan pengujian lebih dari 40.000 spesimen per hari.
Doni yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, mengakui bahwa pada awal pandemi, kemampuan Indonesia untuk melakukan pengujian spesimen memang rendah karena keterbatasan laboratorium dan ketiadaan teknologi untuk mengujinya.
Baca Juga: DPR Apresiasi Kinerja Kementrian Sosial, Yandri: Kalau Serapannya Tinggi, Berarti Kinerjanya Baik
Akan tetapi, berkat kerja keras semua komponen dan atas saran Presiden Jokowi maka Tim Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19, yang dulu bernama gugus tugas, mengadakan pengadaan reagen dan mesin PCR.
Pengadaan itu pun kemudian didistribusikan ke semua daerah, dan secara bertahap dari puluhan kini menjadi 376 laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19.
Meski jumlah laboratorium sudah cukup memadai tapi masih terdapat keterbatasan dalam jumlah petugas laboratorium.
“kita juga melihat betapa sulitnya, tidak mudahnya, petugas lab yang harus setiap saat melayani pemeriksaan spesimen dan mereka ini adalah salah satu di antara garda terdepan yang berjuang melakukan pemeriksaan spesimen secepat mungkin,” pungkasnya. ***