Petinggi KAMI Ditangkap, Gatot Nurmantyo Indikasikan Ponsel Tokoh KAMI Disadap

- 15 Oktober 2020, 06:00 WIB
Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo /ANTARA FOTO

PR CIREBON – Penangkapan delapan petinggi dan anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) membuat presidium KAMI melayangkan protes kepada polisi, termasuk Gatot Nurmantyo.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs RRI, Gatot menegaskan bahwa ada indikasi kuat ponsel beberapa tokoh KAMI dalam hari-hari terakhir ini diretas oleh pihak tertentu sehingga besar kemungkinan disadap.

"Hal demikian sering dialami oleh para aktivis yang kritis terhadap kekuasaan negara, termasuk oleh beberapa Tokoh KAMI. Sebagai akibatnya, 'bukti percakapan' yang ada sering bersifat artifisial dan absurd," jelas Presidium KAMI, Gatot Nurmantyo, dalam siaran pers pada Rabu, 14 Oktober 2020.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini, Sebagai Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Ia juga berkata bahwa KAMI menolak secara kategoris penisbatan atau pengaitan tindakan anarkis dalam unjuk rasa kaum buruh, mahasiswa dan belajar dengan Organisasi KAMI.

Menurutnya, KAMI memang mendukung mogok nasional dan unjuk rasa kaum buruh sebagai bentuk penunaian hak konstitusional, tapi KAMI secara kelembagaan belum ikut serta, kecuali memberi kebebasan kepada para pendukungnya untuk bergabung dan membantu pengunjuk rasa atas dasar kemanusiaan.

"Polri justru diminta untuk mengusut adanya indikasi keterlibatan pelaku profesional yang menyelusup ke dalam barisan pengunjuk rasa dan melakukan tindakan anarkis termasuk pembakaran," ujarnya.

Baca Juga: Jenguk Korban Insiden Pengerusakan Mapolsek Ciracas⁣, Kasad: Ingin Pindah Kemana, Saya Ka⁣⁣⁣⁣⁣sih

Ia meminta Polri untuk membebaskan para tokoh KAMI dari tuduhan dikaitkan dengan penerapan UU ITE yang banyak mengandung ‘pasal-pasal karet’ dan patut dinilai bertentangan dengan semangat demokrasi dan konstitusi yang memberi kebebasan berbicara dan berpendapat kepada rakyat warga negara.

"Kalaupun UU ITE tersebut mau diterapkan, maka Polri harus berkeadilan yaitu tidak hanya membidik KAMI saja sementara banyak pihak di media sosial yang mengumbar ujian kebencian yang berdimensi SARA tapi Polri berdiam diri," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x