Presiden Jokowi Tak Diam dan Terus Cari Ide Atasi Pandemi, Pengamat: Komentar Doang, Tanpa Aksi

- 7 Oktober 2020, 18:39 WIB
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi)  memberi sambutan pada peringatan Hari Habitat Sedunia 2020.
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) memberi sambutan pada peringatan Hari Habitat Sedunia 2020. /Dok. Sekretariat Presiden/

PR CIREBON - Jumlah angka kasus Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukan angka peningkatan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari BNPB Penanganan Covid-19 hari ini, Rabu 7 Oktober 2020 jumlah total kasus yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 315.714 orang, dengan penambahan kasus harian sebanyak 4.538 orang.

Maka dari itu, Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam dan terus berupaya untuk mencari keseimbangan dalam hal penanganan pandemi Covid-19 di tanah air.

Baca Juga: Bak Hukum Tabur Tuai, Alibi Cepat Sahkan UU Omnibus Law Terbukti, 18 Anggota DPR RI Positif Covid-19

Meski demikian, pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio, mengatakan bahwa upaya pemerintah dalam mencari keseimbangan dalam hal penanganan pandemi tersebut dinilai sudah terlambat.

Hal itu ditandai dengan angka terkonfirmasi positif Covid-19 masih tergolong tinggi.

"Kebijakan apa, orang sudah terlambat tujuh bulan. Terserah Presiden saja. Kan saya sudah sampaikan, sejak Februari atau Maret, untuk kebijakannya seperti apa,” ujar Agus, Rabu 7 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

“Banyak komentar.Terus nggak dikerjakan, lha mau diapain lagi?" ucapnya.

Baca Juga: Efek Domino Trump Positif Covid-19, 11 Orang Ikut dari Staf Gedung Putih sampai Senior Republik

Agus menilai, bahwa kebijakan yang ada saat ini masih bersifat ambigu dan saling berbenturan.

"Kan saya selalu bilang, kebijakan itu nggak boleh ambigu. Tidak boleh saling berbenturan. Tidak boleh banyak kecuali, kecuali, kecuali," katanya.

Bagi Indonesia dan juga negara-negara lain, mengatasi pandemi yang disebabkan Virus Corona jenis baru ini tidaklah mudah. Banyak negara sudah menjalankan lockdown, ada yang berhasil dan juga ada yang tidak.

Di Indonesia, langkah yang diambil tidak sama. Presiden Joko Widodo menyatakan, meski kesehatan rakyat menjadi prioritas, namun perlu ada keseimbangan dari sisi ekonomi yang tidak bisa didiamkan begitu saja.

Baca Juga: Gelar Festival Iklim 2020 di Tengah Pandemi, Bukti Komitmen LHK Kendalikan Perubahan Iklim

Kepala Negara menegaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan terus berupaya untuk mencari keseimbangan dalam hal penanganan pandemi C-19 di tanah air.

Jokowi juga meminta kepada para menterinya, untuk bekerja lebih baik lagi dalam mencari program yang lebih tepat sasaran di tengah terpaan pandemi ini.

"Saya ingin menteri-menteri lebih baik lagi bekerja, mencari program yang lebih tepat sasaran. Semua harus terus kita perbaiki. Masih banyak kerja keras yang harus dikerjakan," ujar Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Purwokerto Bersatu Tolak UU Cipta Kerja, Gelar Protes di Depan DPRD Banyumas dengan 8 Tuntutan

Diketahui, pemerintah mengklaim telah mengalokasikan anggaran awal sebesar Rp203.9 triliun dan sekarang menjadi Rp 239.53 triliun untuk mendukung upaya-upaya penanganan pandemi Covid-19 tersebut, khususnya untuk klaster perlindungan sosial.

Dana-dana tersebut disalurkan ke beberapa program, seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Kartu Prakerja, Bantuan Langsung Tunai, Dana Desa, Banpres Produktif, Subsidi Gaji, dan Diskon Listrik.

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah