Pilkada 2020 Bikin Sedih, Dokter dan Perawat: Tujuh Bulan Urus Covid-19, Beban Kami Malah Ditambah

- 26 September 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi dokter yang mengurusi Covid-19
Ilustrasi dokter yang mengurusi Covid-19 /pikiran-rakyat

Sedangkan saat ini saja, kapasitas pelayanan masih perlu ditambah seiring terus bertambahnya kasus Covid-19.

“Kalau tidak ditambah, banyak saudara kita yang tidak mendapatkan tempat tidur,” jelas Faqih, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Baca Juga: Studi Covid-19 di AS: Virus Corona Bermutasi Lebih Menular hingga Kalahkan Masker dan Jaga Jarak

Atas sebab itu, Faqih meminta, pemerintah dan penyelenggara pemilu memastikan agar tidak ada lonjakan kasus akibat Pilkada. Ia minta KPU membuat skenario dan simulasi yang terukur agar tahapan pilkada ke depannya bisa berjalan sesuai protokol kesehatan yang ketat.

Senada dengan IDI, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Hanif Fadillah menyampaikan kekhawatiran serupa, kerumunan selama kampanye dan pemilihan akan menjadi salah satu sarana penyebaran Covid-19.

“Ledakan kasus itu dapat menambah beban para tenaga kesehatan yang sudah berjuang hampir tujuh bulan,” ungkap Harif, belum lama ini.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Jadi Pukulan Telak Terhadap Ekonomi, Pendapatan Keluarga Kerajaan Inggris Berkurang

Sebagai informasi, selama tujuh bulan melawan pandemi, Harif mengatakan, sudah 85 perawat yang meninggal akibat Covid-19.

Sedangkan jumlah yang terpapar, tercatat empat provinsi sudah melapor ada 3.019 perawat yang positif Covid-19. Paling banyak Jakarta, disusul Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Bali.***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x