Network
SABACIREBON - Diabetes tetap menjadi ancaman serius, dan Hari Diabetes Sedunia di De Tjolomadoe Karanganyar, Minggu (26/11/2023) menjadi panggung diskusi mengenai penanganan dan pencegahan penyakit ini.
Ketua Persedia Cabang Surakarta, dr. Eva Nia Muzisilawati, mengungkapkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-5 dalam daftar negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi. Data IDF memperkirakan angka tersebut akan meningkat 70% hingga tahun 2045.
"Untuk bisa menurunkan angka diabetes ini pemerintah didorong melakukan tindakan pencegahan dan tidak hanya menjadi tugas para medis atau dokter namun kewajiban semua masyarakat," katanya.
Baca Juga: Gigitan Nyamuk Berwolbachia Aman, Konfirmasi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Muzisilawati mendorong pemerintah dan masyarakat melakukan tindakan pencegahan bersama, mengingat diabetes bukan hanya menyerang lansia, tetapi juga bisa memengaruhi anak muda.
Faktor risiko diabetes, seperti genetika dan gaya hidup tidak sehat pasca-COVID, menyebabkan peningkatan kasus. Muzisilawati menekankan pentingnya screening kesehatan rutin dan memperhatikan faktor risiko seperti obesitas.
Dr. Yulia Sekarsari menyoroti diabetes sebagai "ibu" dari banyak penyakit lain, termasuk hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Kementerian Kesehatan fokus menangani pasien diabetes, termasuk anak muda.
Baca Juga: Solo Safari Fase Dua: Pengalaman Interaktif Baru Menanti Pengunjung
Lifestyle yang tidak sehat, obesitas, dan keturunan menjadi faktor risiko. Pemerintah melibatkan Rumah Sakit Muwardi Solo dalam program pencegahan diabetes, yaitu Diabetes Center.
Sebagai bagian dari upaya edukasi, lebih dari 1500 orang dari Persadia Cabang Solo melakukan senam diabetes, talkshow kesehatan, pameran, dan screening kesehatan gratis di De Tjolomadoe Karanganyar.
