Dito, Oh Dito

- 9 Juli 2023, 16:19 WIB
Imam Wahyudi, Wartawan senior dan pemerhati sosial politik./iW
Imam Wahyudi, Wartawan senior dan pemerhati sosial politik./iW /

Oleh: Imam Wahyudi *)

ADA nama Dito di seputar kasus korupsi. Kasus pembangunan BTS 4-3 yang menggurita. Terindikasi kerugian negara rp 8,032 triliun. Jumlah yang sangat fantastis. Kuat dugaan tak hanya melibatkan segelintir pejabat. Banyak oknum terlibat.

Pihak kejagung diharapkan mampu dan mau membongkar semua. Tanpa pandang bulu. Tanpa tebang pilih. Ditengarai ada nama Happy Hapsoro, suami Puan Maharani. Juga sejumlah lainnya dari parpol. Terakhir tersebut pula nama Kaesang, anak presiden Jokowi. Tanpa pandang bulu. Tanpa tebang pilih.

Nyanyian sumbang, justru dari Irwan Hermawan. Komisaris PT Solitech Media Sinergy yang juga tersangka. Ia mengaku pernah mengumpulkan uang Rp 243 miliar. Uang haram itu dibagikan ke sejumlah pihak. Dimaksudkan kasus korupsi yang sudah terendus tidak berlanjut ke penyidikan. Nyatanya berlanjut. Lantas, Irwan jadi terdakwa. Irwan pun bernyanyi. Membuka tabir markus (makelar kasus -pen).

Baca Juga: Ratusan Pembalap, Siap Bertarung Dalam Ajang Kejurda Drag Bike IMI Jabar Putaran 1 Tahun 2023

Nyanyian sangat mungkin berlanjut dari tersangka utama, Johnny G. Plate -- menkominfo nonaktif. Bakal tambah deretan pejabat yang terlibat. Plate bukan tak mungkin "tiba saat semua sikat".

Penyediaan BTS 4-G adalah program percepatan transformasi digital nasional. Base Transceiver Station atau pemancar dengan fungsi utama mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi. Antara lain ke telepon rumah, telepon seluler (HP) dan gadget lainnya. Adalah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel. Antara perangkat komunikasi dan jaringan operator.

Betapa sangat strategis proyek ini. Kelak jaringan terkoneksi di seluruh pelosok negeri. Semua warga mudah mengakses komunikasi digital yang kini mengglobal. Betapa harga sebuah menara BTS berkisar rp 600 juta hingga rp 1,5 miliar. Tak semata nilai fantastis, dikorupsi pula. Kerugian ganda dialami dialami rakyat. Utamanya warga perdesaan dan daerah terpencil. Tak cukup bertanya ikhwal tanggungjawab moral bagi kemajuan negeri. Polah payah yang menuai sumpah serapah.

Baca Juga: Jamaah Haji Indonesia Bisa Mengajukan Kepulangan ke Tanah Air Lebih Cepat, Berikut Ini Syaratnya  

Nyanyian Irwan mengarah ke Dito Ariotedjo. Menpora yang baru tiga bulan menjabat diduga menerima rp 27 miliar. Hari Senin, 03 Juli 2023 -- Dito memenuhi panggilan kejaksaan. Esok harinya, Maqdir Ismail selaku pengacara Irwan menerima "pengembalian" sejumlah yang sama dari seseorang. Karuan, kabar itu dikaitkan dengan terduga Dito.

Pengembalian dana itu diprakirakan, agar perkara yang melibatkan Dito tidak berlanjut. Padahal tidak seperti itu. Lazimnya tetap bergulir. Bahwa karenanya, hanya akan menjadi pertimbangan hakim untuk keringanan hukuman.

Dito, diketahui tak terlibat langsung perkara korupsi BTS 4-G. Sebelumnya dalam kapasitas anggota DPR RI yang mencium info seputar kasus itu. Dito menjadi bagian dari pihak yang menjanjikan, agar proses penyelidikan tak naik (berlanjut -pen) ke tingkat penyidikan. Modus yang populer disebut "markus". Mengucurlah dana rp 243 miliar dari brankas Irwan. Sejumlah besar yang sebanding dengan nilai korupsi rp 8,032 triliun.

Baca Juga: Boyband Asal Korea Ini Berhasil Menduduki 25 besar Billboard 200 Samai Harry Styles, Siapa Mereka?

Dilema di pundak Dito. Berlanjut jabatan menpora atau memilih mundur. Dito dituntut tanggungjawab moral dalam penegakan hukum. Supremasi hukum yang harus senantiasa dijungjung tinggi.***

*) imam Wahyudi (iW) - jurnalis senior di Bandung

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x