''Stadium 3 ini paling berat, dengan kerusakan ginjal yang cukup parah. Terhadap semua pasien masih dilakukan perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kita juga upayakan dengan pemberian Fomepizole, mudah-mudahan ini akan membantu,'' kata dr. Syahril.
Dari keempat belas pasien tersebut, lanjut Syahril, dilaporkan tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid), melainkan murni sakit GGAPA yang disebabkan oleh toksikasi dari EG dan DEG pada sirop/obat cair.
''Sehingga memerlukan waktu untuk proses perawatan, kami harapkan seluruh pasien segera membaik,'' ujar Syahril.
Baca Juga: Australia Open 2022 : Lolos Babak Pertama, Christian Harus Mampu Membongkar Baru Karang dari Jepang
Dia menyebut, meski masih ada kasus yang dirawat namun tidak ada pasien baru GGAPA dalam dua minggu terakhir yakni sejak 2 sampai 15 November 2022.
Pasien yang dirawat adalah pasien yang masuk ke RS sebelum tanggal 2 November dan masih memerlukan perawatan.
Pihaknya menjelaskan penurunan kasus kematian dan kasus baru karena dua hal yakni pertama penerbitan Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022.
Kedua Kemkes melarang tenaga kesehatan dan apotek untuk menggunakan obat sirop kepada anak, hingga take down afifarma pada tanggal 31 Oktober 2022 dan penggunaan antidotum (penawar) fomepizole injeksi sebagai bagian dari terapi/pengobatan kepada pasien.***