SABACIREBON-Rupanya, Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem gerah juga dengan masalah minyak goreng. Ia menuding, kok urusan tetek bengek seperti yang di minyak goreng memerlukan waktu yang lama untuk penyelesaiannya.
Berbicara di Munas Pastai Nasdem pekan kemaren, partai ini rupanya tidak hanya bicara tentang pencalonan Presiden untuk Pemilu Pilpres 2024.
Ia mengingatkan Indonesia sebagai sebuah negara terbesar dalam menghasilkan minyak goreng. Tapi kesulitan - kelangkaan minyak - dalam kurun waktu berbulan-bulan. Terus terang tentu ini menimbulkan pertanyaan bagi kita, ada apa sih?. Apa yang salah.
Baca Juga: Wawancara Joel Dahmen Setelah Putaran 2 di US Open 2022. Belum Terbiasa dengan Popularitas.
Dengan sumber daya alam yang berlimpah dan sumber daya manusia yang memadai semestinya menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia untuk berkembang. "Tetapi realitas kehidupan yang ada dalam interaksi sosial membuat kita harus bisa menerima fakta objektif yang ada, kita masih jauh dari harapan," ujar dia.
Memang masalah minyak goreng belum menghasilkan sebuah solusi seperti yang diinginkanPresiden Jokowi. Tontonan oligopoli dari kekuatan industri minyak goreng nyaris membuat pemerintah menjadi tidak berdaya.
Minyak goreng di ekspor sebanyak-banyaknya. Pasar dalam negeri disisakan dalam jumlah yang terbatas sehingga harga minyak goreng praktis naik 50 persen dan memberatkan masyarakat.
Baca Juga: Marco van Basten Nilai Leonel Messi Pemain Langit yang Hanya ada Dalam Dekade 50-100 Tahun
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah demi untuk menghasilkan minyak goreng curah dengan harga Rp 14.000/lt tidak terwujud. Malah pemerintah harus mengeluarkan ongkos subsidi minyak goreng. Dari sisi budidaya, petani sawit ditekan habis-habisan untuk menjual bahan baku minyak, yakni sawit dengan harga yang lebih murah.