Malang Nian, Jelang Idul Adha Ternak Sapi Terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

- 12 Mei 2022, 20:54 WIB
Ternak sapi di Kabupaten Aceh Tamiang segera mendapat penanganan pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).it
Ternak sapi di Kabupaten Aceh Tamiang segera mendapat penanganan pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).it /Antara/

SABACIREBON - Para peternak sapi pasca Lebaran ini tiba-tiba dirundung malang. Di beberapa daerah ternak sapi terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Beberapa di antaranya ada yang sampai mati. Padahal para peternak sedang bersiap-siap menghadapi Idul Adha 1443 H.

Mengetahui fenomena tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat menangani wabah PMK pada hewan di Kabupaten Aceh Tamiang.

Baca Juga: Kasus Korupsi Riol Kota Cirebon, Terungkap Kejaksaan Periksa 25 Orang, Mereka Dari Beberapa Kementerian Ini

Upaya tersebut dilakukan agar penanganan agar wabah terkendali dengan baik dan masyarakat tidak panik.

Tercatat di Aceh Timur ternak sapi yang terserang PMK sebanyak 179 ekor.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis 12 Mei 2022, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan, PMK tidak berisiko terhadap kesehatan manusia. Meski demikian harus tetap waspada dan wabah harus segera ditanggulangi dengan cepat.

Baca Juga: Tentara Israel Ubah Pernyataan atas Tewasnya Shireen Abu Akleh wartawan Palestina yang Tertembak

“Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak berisiko pada kesehatan manusia. Untuk itu kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Anggota Komisi Ahli kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Karantina Hewan Denny W Lukman, mengungkapkan, pencegahan meluasnya penyakit ini adalah hal yang utama. Namun pemenuhan kebutuhan daging masyarakat juga harus diperhatikan. Oleh karena itu pemotongan hewan ternak sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH).

Baca Juga: Ini Tiga Daerah di Jawa Barat Dalam Waktu Dekat Tak Kan Punya Kepala Daerah
"Ini penting karena RPH biasanya diawasi oleh pemerintah. Dimana di dalamnya pasti ditempatkan dokter hewan sebagai pemeriksa kesehatan hewan dan kesehatan daging serta pengawasan pemotongan sehingga bisa dipastikan, daging-daging tidak mengandung kuman-kuman yang berbahaya," kata Denny.

Sebagian daging dari hewan ternak yang terinfeksi dapat dikonsumsi oleh manusia dengan pemotongan yang ketat di RPH dan organ terinfeksi harus dimusnahkan.

Bupati Aceh Tamiang Mursil mengatakan, wabah PMK di Kabupaten Aceh Tamiang terkonfirmasi pada 11 Mei 2022.

Dia mengungkapkan, Kabupaten Aceh Tamiang memiliki sebanyak 44.495 populasi sapi yang 2.555 ekor sapi diantaranya terinfeksi PMK dan 13 ekor mati.

Baca Juga: Hujan akan Melanda Beberapa Daerah di Indonesia, Perairan Harus Mewasdai Gelombang Tinggi

"Alhamdulillah, semua stakeholder terlibat langsung untuk menanggulangi wabah ini. Mulai Pak Mentan, Dinas Peternakan Propinsi, Pemkab Aceh Tamiang sangat serius dalam penanganan wabah ini," ujarnya.

Mursil mengimbau para peternak yang sapinya terinfeksi dan mati untuk segera ditangani dengan baik sesuai standar yang telah ditentukan agar tidak menyebabkan penyebaran wabah PMK lebih luas lagi.

Selain itu, untuk memutus rantai penyebaran, Pemkab Aceh Tamiang, menerapkan langkah lokalisasi.

"Lokalisasi atau lockdown menjadi pilihan saat ini. Sapi-sapi dari Aceh Tamiang tidak boleh keluar dan sapi dari luar tidak boleh masuk ke sini. Demi kepentingan bersama," katanya.***



Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x