Anak Krakatau Tumbuh Makin Tinggi dan Besar

- 25 April 2022, 16:06 WIB
Akibat erupsi terus menerus Gunung Anak Krakatau makin tinggi dan membesar.
Akibat erupsi terus menerus Gunung Anak Krakatau makin tinggi dan membesar. /pikiran-rakyat.com/

SABACIREBON -Gunung Anak Krakatau yang berada di kawasan Selat Sunda, Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada posisi 06o06’05” LS dan 105o 25’ 22,3” BT.

Sejak kelahirannya Juli 1927 hingga saat ini, Anak Krakatau berulang kali terjadi erupsi,  sehingga gunung bawah laut itu tumbuh semakin tinggi  dan besar.

Pasca erupsi yang terjadi pada tanggal 22 Desember 2018 yang kemudian kolaps, tumbuh bagian barat daya dari Gunung Anak Krakatau. Kini tinggi Anak Krakatau mencapai sekitar 150 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Karakter letusan Gn Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara 1– 6 tahun. Erupsi-erupsi tersebut menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava.

Baca Juga: Jangan Dekati, Status Anak Krakatau Siaga Level III

Aktivitas vulkanik Anak Krakatau saat ini masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu menerus menjadi tipe strombolian menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar, sebagaimana terjadi  pada tanggal 17 April 2022.

Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB, teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Hasil estimasi energi seismik saat ini teramati meningkat tajam, bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor menerus dan semakin intensnya kejadian erupsi yang menerus.

Peningkatan itu diikuti pula dengan hasil pengukuran deformasi yang menunjukkan fluktuasi pola inflasi dan deflasi.

Baca Juga: Gunung Anak Karakatau Kembali Mengeluarkan Abu Vulkanik

Emisi SO2

Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada:

14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari,

15 April 68,4 ton/har

17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari dan

23 April melonjak drastis dengan 9219 ton/hari.

Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Anak Krakatau saat ini.

Baca Juga: Terminal Bus Bekasi Diserbu Pemudik, Kardus Mie Legenda Mudik itu Kembali Muncul, Kangen....

Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar. Kemudian  diikuti oleh aliran lava.

Jumlah SO2 pada periode di atas mencapai 9,2 kilo ton. Data itu masih menunjukkan di bawah emisi SO2  saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo ton dan September-Oktober 2018 19,4 kilo ton.

Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik.***

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Badan Geologi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x