Lantas, suaminya telah berusaha menghibur dengan musik gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya. Akan tetapi semua itu tak mengubah kondisi RA Kartini yang tetap lesu.
Pada tanggal 13 September 1904, RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih / RM. Soesalit.
Tetapi keadaan RA Kartini setelah melahirkan putera pertamanya itu semakin memburuk, meskipun sudah dilakukan perawatan khusus. Dan akhirnya, pada tanggal 17 September 1904, RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir di usia 25 tahun.
Meskipun kini RA Kartini telah tiada, namun cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati.
Baca Juga: Quotes Ramadhan Hari ke-9 Puasa: Jangan Putus Asa dalam Cobaan Hidup, Hadapi Saja!
Kemajuan yang telah dicapai kaum perempuan Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan pena RA Kartini semasa hidupnya yang dikenal dengan buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.***