Nama Raden Ajeng Kartini baru diberikan bertepatan dengan Upacara Pupak Pusar ( Saat Tali Pusar Putus ).
Awal Tahun 1881, RMAA Sosroningrat diangkat menjadi Bupati Jepara, saat Raden Ajeng Kartini berumur 2 tahun, kemudian pindah dari Mayong ke Rumah Dinas Bupati Jepara.
Baca Juga: Doa Hari ke-9 Ramadhan: Senantiasa Merindukan Keridhaan Allah SWT
Sifat serba ingin tahu dari RA Kartini menjadikan orang tuanya semakin memperhatikan perkembangan jiwanya.
Kemudian RA Kartini dimasukkan ke sekolah ( EUROPENES LAGERE SCHOOL ) atas asuhan Guru Ny. Ovink Soer dengan sesekali bermain ke Pantai Bandengan 7 kilo meter ke arah utara kota Jepara.
Setelah lulus dari EUROPENES LAGERE SCHOOL, RA Kartini berkehendak ke sekolah yang lebih tinggi.
Baca Juga: Petugas Bea Cukai Diserang Ketika Melakukan Pengejaran Target Operasi, Satu Orang Terluka Parah
Akan tetapi, timbul keraguan karena terbentur aturan adat, apalagi bagi kaum ‘ningrat’, bahwa wanita seperti dia harus menjalani pingitan.
Diketahui, di usia 12 tahun RA Kartini memasuki masa pingitan. Ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan pada tradisi, ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten.
Namun, dengan semangat dan keinginannya yang tak kenal putus asa, RA Kartini berupaya menambah pengetahuan tanpa sekolah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari Kakak maupun Ayahnya.