Bagi Putty Armein, Hari Kartini adalah Simbol Perlawanan terhadap Stigma

- 21 April 2020, 16:43 WIB
Atlet boling Indonesia Putty Armein saat berlaga di Agum Gumelar Cup Desember 2019
Atlet boling Indonesia Putty Armein saat berlaga di Agum Gumelar Cup Desember 2019 /ANTARA/HO/PB PBI

PIKIRAN RAKYAT - Makna Hari Kartini dapat dilakukan seluruh lapisan masyarakat, terutama kaum perempuan Indonesia. Salah satunya adalah seorang peboling putri Indonesia Putty Armein.

Peraih medali perak Asian Games 2006 di Doha itu mengaku bersyukur bisa merasakan hasil dari apa yang dulu pernah diperjuangkan Kartini.

Hari Kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April itu menjadi sebuah pengingat bahwa setiap perempuan bisa lebih dari sekadar perempuan yang banyak dimaknai oleh masyarakat.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah RSUD Waluyo Jati Ditutup karena Semua Petugas Diisolasi? Ini Faktanya

Berdasarkan pandangan Putty Armein, Hari Kartini dimaknai sebagai simbol perlawanan terhadap stigma yang melekat pada perempuan, sekaligus sebuah momen menunjukkan eksistensi diri dengan prestasi.

Dituturkan Putty, Perjuangan Kartini di masa lalu, sudah bisa dirasakan hasilnya saat ini, termasuk di dunia olahraga Indonesia. Dahulu perempuan hanya akrab dikaitkan dengan posisi istri maupun ibu rumah tangga, tetapi kini sudah terlihat adanya pergeseran makna yang lebih luas.

"Stigma bahwa perempuan tidak bisa melakukan apa-apa atau melakukan sesuatu setengahnya, tidak harus kita terima begitu saja. Masih banyak ya sampai detik ini yang bilang jadi perempuan itu urusannya jadi istri, ibu rumah tangga, atau di dapur,"tutur Putty pada Senin, 20 April 2020.

Baca Juga: Hari Kartini di Tengah Wabah Corona, Sri Mulyani Singgung Semangat Kartini saat Dipingit

Putty menilai, perempuan sekarang terlihat lebih bebas untuk menentukan apapun yang diinginkan, termasuk untuk menjadi seorang atlet. Sehingga, perempuan tidak boleh puas dengan hanya menjadi ibu, karena perempuan bisa lebih dari itu.

"Saya sih yakin sekali sekarang sudah bergeser (maknanya), tapi masih ada keluarga dan perempuan yang didoktrin seperti itu. Kartini sebagai salah satu contoh perempuan yang berhasil mendobrak stigma itu, jadi kita jangan hanya puas menjadi ibu rumah tangga, kita bisa lebih dari itu,"jelas Putty dalam pernyataan yang dikutip dari Kantor Berita Antara pada 21 April 2020.

Bahkan, ia bercerita bahwa pilihannya untuk menikah dan menjadi seorang ibu rumah tangga pun, tak memengaruhinya untuk terus bisa membela Merah Putih di berbagai kejuaraan internasional hingga saat ini. Untuk itu, membuat paham lingkungan sekitar harus diupayakan dengan maksimal, sehingga rasa mengerti akan hadir disana.

Baca Juga: lmuwan Tiongkok Ungkap Bahwa Virus Corona Telah Bermutasi Jadi Sekitar 30 Jenis Berbeda

"Mungkin banyak yang tidak mengerti kok saya mau jadi atlet sementara saya punya anak, harusnya mengurus anak. Bagi saya, itu tergantung bagaimana kita bisa menjelaskan maksud dan tujuan saya apa agar bisa bikin orang di sekitar saya mengerti," ujarnya.

Dengan demikian, Putty berpesan kepada para perempuan Indonesia agar bisa menentukan pilihannya, menunjukkan tekad dan tujuan yang kuat, serta terus berjuang menunjukkan diri yang seutuhnya.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x