Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI , Komnas HAM: Ada Nuansa Politik, Jangan Cepat-cepat Ambil Kesimpulan

- 17 Desember 2020, 11:43 WIB
Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI , Komnas HAM: Ada Nuansa Politik, Jangan Cepat-cepat Ambil Kesimpulan.*
Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI , Komnas HAM: Ada Nuansa Politik, Jangan Cepat-cepat Ambil Kesimpulan.* //Tribatanews/


PR CIREBON - Pada sebuah acara Mata Najwa, Najwa Shihab menghadirkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang mengulik sebuah fakta-fakta seputar meninggalnya 6 Laskar FPI di Tol Cikampek.

Apa sebenarnya yang terjadi di Tol Cikampek dini hari itu menjadi cerita yang masih abu-abu, ditambah banyak masyarakat yang sangat ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

Ditambah pernyataan antara Polisi dan Front Pembela Islam mempunya versi masing-masing.

Baca Juga: Untuk Sejahterakan Karyawan, Kimia Farma Perpanjang Perjanjian Kerja Bersama Serikat Pekerja

Pihak Polda Metro Jaya pun telah menggelar rekonstruksi secara terbuka termasuk dihadiri Komnas HAM namun perwakilan FPI tidak hadir.

Dalam upaya menemukan sebuah kebenaran membuat Komnas HAM terjun langsung mencari bukti-bukti.

Komnas HAM ikut mengungkap kasus penembakan anggota Laskar FPI oleh aparat kepolisian. Pihaknya telah bertemu dengan anggota keluarga anggota Laskar yang meninggal, Kapolda Metro Jaya, Dirut Jasa Marga, dan ahli forensik.

Baca Juga: Penelitian: Berjalan 10.000 Langkah Sehari Tak Bantu Turunkan Berat Badan

Bahkan Komnas HAM juga akan memeriksa sejumlah saksi. sebagaimana disampaikan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kalau keterangan saksi-saksi belum menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi.

Karena sesuai dengan pernyataan saksi dilapangan , mengatakan mendengar sebuah bunyi senjata hanya satu kali dan sangat berbeda dari semua pernyataan yang diberikan.

“Ada keterangan saksi di lapangan yang memang tidak berkesesuaian. Misalnya soal jumlah tembakan yang terdengar. Arahnya dari mana suara tembakan itu,” Kata Ahmad. dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari siaran dalam acara Mata Najwa, Kamis 17 Desember 2020.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Telah Hadir, Diharapkan Sebagai Optimisme Memulihkan Sektor Pariwisata Indonesia

Bahkan Komnas HAM akan mengumpulkan seluruh informasi dan bukti-bukti dari kedua belah pihak dan sumber lainya

“Kami mengumpulkan informasi dan bukti-bukti dari kedua belah pihak. Kami sudah bertemu pihak FPI dan beberapa pihak keluarga,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

"Lalu tim kami turun ke lapangan selama tiga hari untuk menemukan bukti-bukti. Ada selongsong peluru, ada sisa-sisa kendaraan yang kondisinya sepertinya saling bertubrukan," ujarnya.

Baca Juga: Enggan Jadi Pengacara Habib Rizieq, Hotman Paris: Saya Kasih Kesempatan Kepada Pengacara Senior Lain

Keterangan dari saksi-saksi di lapangan memang belum menggambarkan apa yang sebetulnya terjadi. Masih ada puzzle yang sedang di kumpulkan oleh tim penyelidikan Komnas HAM dan hal tersebut tentunya Butuh waktu dan ketelitian

“Itu untuk menjawab apa yang terjadi pada malam itu. Ini akan terkait apakah penembakan dianggap justified secara hukum atau tidak? Kalau tidak, berarti terjadi pelanggaran HAM,” ucap Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik

Komnas HAM serius mengungkap kasus ini karena terkait juga dengan situasi politik nasional terbaru.

Baca Juga: Dikaitkan dengan Video Syur Gisel, Hotman Paris: Gua Enggak Kebagian Enaknya Tapi Dikejar!

“Kita jangan cepat-cepat ambil kesimpulan sebelum dapat bukti2 yang komprehensif. Ini bukan soal enam FPI terbunuh saja, tapi nuansa politiknya kuat sekali," ujarnya

Karena Taufik mengatakan agar Lebih baik kalo semuanya bersabar untuk menunggu jawaban yang sebenar-benarnya. Apalagi ada nuansa politik.

"Itu akan membahayakan kita untuk mengambil kesimpulan berdasrkan fakta yang sebenarnya" pungkasnya.

Baca Juga: Zona Merah, Wali Kota Bandung Mutasi Kepala Dinkes: Jabatan Itu Tanggung Jawab, Perlu Hati-Hati

“Nuansa politik ini, kita harus hati-hati agar tidak menimbulkan lebih banyak problem lagi,” imbuhnya

Karena Ini semua bukan cuma soal terbunuhnya enam anggota FPI. Tapi kasusnya HRS sendir, juga sebetulnya menjadi nuansa politik.

"Kalau kita tidak cermat, ini akan membahayakan negara kita,” ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.***

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x