Menuju Less Contact Economy, Kemenko Perekonomian: Pandemi Buka Akselerasi Transformasi Digital

- 15 Desember 2020, 21:30 WIB
Ilustrasi belanja online.
Ilustrasi belanja online. //pixabay.com/

PR CIREBON - Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek dan Bain & Company menyatakan tahun ini Indonesia telah menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 44 miliar Dolar AS.

Studi dari Google, Temasek dan Bain & Company juga memprediksikan bahwa nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan mampu mencapai 124 miliar dolar AS.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian M Rudy Salahuddin menyatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum yang baik untuk mengakselerasi transformasi digital menuju less contact economy.

“Perkembangan teknologi dan dorongan perubahan pasca pandemi ini merupakan momentum yang yang baik untuk kita mengakselerasi transformasi digital menuju less contact economy,” katanya dalam acara virtual Indonesia Digital Conference di Jakarta, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Tegas, Anggaran Dipa 2021 Menkes Terawan: Ingat Transparansi, Jangan Coba-coba KKN!

Rudy menjelaskan potensi less contact economy setelah pandemi mulai terlihat yaitu terjadinya perubahan aktivitas masyarakat seperti belanja online untuk berbagai kebutuhan baik tersier maupun primer hingga penggunaan telemedicine, e-learning, dan virtual meeting.

“Kondisi tersebut tercermin dari perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang sebelumnya memakai cara-cara konvensional kini mulai beralih memanfaatkan teknologi-teknologi digital,” katanya.

Rudy menjelaskan dampak teknologi terhadap perdagangan juga tercermin dari transaksi e-commerce yang menunjukkan adanya less contact economy yaitu permintaan produk meningkat lima sampai 10 kali sehingga membantu mendorong perekonomian nasional.

“Dalam hal ini didukung oleh kontribusi e-commerce Indonesia yang bisa menembus 32 miliar dolar AS di tahun ini dan diperkirakan dapat mencapai 83 miliar dolar AS pada 2025 nanti,” jelasnya.

Baca Juga: Luar Biasa, Penerimaan Pajak di Jaksel Capai Rp 28,3 Triliun

Menurutnya, potensi digital ekonomi Indonesia masih sangat terbuka lebar karena memiliki jumlah populasi terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengguna ponsel sebanyak 338 juta atau 124 persen dari total populasi nasional.

“Ini yang yang apa merupakan peluang yang harus kita syukuri,” ujarnya.

Selain itu, Rudy mengatakan sebagai akibat tambahan dari pandemi maka tingkat penetrasi internet tahun ini juga membaik dan naik hingga mampu menjangkau hampir 200 juta orang.

“Jadi traffic internet ini juga meningkat sebesar 15 persen sampai 20 persen dari sebelumnya,” katanya.

Baca Juga: Vaksinasi Terus Dilakukan Pemerintah, Begini Tata Cara Vaksinasi yang Mendapat Notifikasi SMS

Studi dari Google, Temasek dan Bain & Company turut menyebutkan selama pandemi jumlah konsumen baru yang memanfaatkan ekonomi digital meningkat 37 persen dan 93 persen di antaranya menyatakan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital meskipun pandemi telah selesai.

Rudy menegaskan berbagai hasil riset tersebut harus disiasati bersama dengan terus mengembangkan ekosistem ekonomi digital menjadi lebih baik dan lebih nyaman sehingga masyarakat lebih senang dalam bertransaksi secara digital.

“Jadi aspek pemanfaatannya ini yang harus kita dorong,” tegasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x