Jokowi Masih Diam Soal Penembakan FPI, Refly Harun: Mungkin Sedang Konsentrasi ke Medan dan Solo

- 12 Desember 2020, 07:48 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun. /Tangkapan Layar YouTube/Refly Harun.

PR CIREBON- Insiden penembakan yang menewaskan enam anggota FPI oleh pihak kepolisian pada Senin 7 Desember 2020 lalu, masih belum diketahui kejelasannya. Sementara itu, hingga saat ini belum ada pernyataan apapun dari Presiden Joko Widodo terkait tragedi kemanusiaan ini.

Adapun, dalam rangka peringatan hari HAM sedunia pada 10 Desember 2020 lalu, Jokowi menyerukan HAM, namun hanya berlaku secara umum, tidak menyinggung insiden penembakan.

Sebagaimana diketahui, saat ini masyarakat menerima dua informasi yang saling bertentangan terkait meninggalnya 6 anggota laskar FPI ini oleh polisi. Jika informasi ini terus dibiarkan dikhawatirkan bisa menyebabkan meluasnya gejolak sosial di tengah masyarakat.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Siap Penuhi Panggilan PMJ, HRS: Saya Tidak Mangkir, Tunggu Saya Pagi Hari Ini

Menanggapi hal itu, pakar hukum tata negara Refly Harun, dalam YouTube Channel resminya pun angkat bicara. Refly mengatakan bahwa presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, itu tidak boleh pilih kasih.

“Tidak boleh hanya cukup memberikan belasungkawa kepada penyanyi yang kebetulan mendukungnya selama prosesi pilpres. Tetapi, terhadap enam orang pemuda FPI yang kelima diantaranya berusia 20-an tahun presiden tidak mau peduli.” tuturnya, Sabtu 12 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari YouTube Refly Harun.

“Ya mungkin, sekarang presiden lebih berkonsentrasi atas kemenangan putra dan menantunya. Barangkali, itu yang presiden pikirkan dalam benaknya. Terkait warga negaranya yang tewas tertembak atau ditembak oleh aparat atau petugas, barangkali belum memenuhi pemikirannya. Karena konsentrasinya ke tempat lain mungkin di Medan dan di Solo,” sambungnya.

Baca Juga: UAS Diancam karena Bela HRS, Musni Umar: Saya Salut, Ulama Jangan Penakut

Refly mengatakan bahwa ini adalah tragedi kemanusiaan yang sungguh dahsyat dan mudah sekali untuk menguak peristiwa ini.

“Bayangkan, yang meninggal langsung enam dan mudah sekali untuk menguak peristiwa sesungguhnya. Karena pelakunya itu bisa kita ketahui. Beda dengan kasus Marsinah, kasus Munir atau kasus-kasus lain yang selama ini ada. Kalau ini, Insya Allah mudah diketahui,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x