Dibandingkan Jadi Negara Agama, Publik Lebih Ingin Indonesia Mempertahankan NKRI

- 26 November 2020, 10:15 WIB
NKRI Harga Mati
NKRI Harga Mati /YRKI Pengrov Kaltim-Kaltara/Andre R

Munculnya nuansa religius hingga munculnya konsep kekhalifahan telah menimbulkan perlawanan dan menguatkan semangat bela Pancasila dan NKRI.

"Menguatnya politik identitas itu memuncak pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019, yang nyaris membelah masyarakat dalam polarisasi yang belum usai hingga sekarang," katanya.

Baca Juga: Penangkapan Kasus Suap Menteri KKP Edhy Prabowo Cs, KPK Ungkap ATM jadi Bukti Vital

Keberagaman memang menjadi fitrah bangsa ini, karena itu bangsa kita memilih untuk bersatu alih-alih bercerai-berai," tambahnya.

Kuatnya dukungan publik terhadap NKRI dan penolakan terhadap negara agama menjadi sinyal optimisme.

Para elite politik dan tokoh bangsa diharapkan untuk terus menjaga komitmen dan tidak latah memainkan politik identitas demi kepentingan elektoral.

Baca Juga: Demi Fitur Baru 'Chapter' Video, YouTube Uji Coba Artificial Intelligence untuk Memudahkan Pengguna

Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019.

Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei CPCS dilakukan pada 11-20 November 2020, mewakili 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah